Rabu, 24 April 24

Faktor Perawatan Pesawat yang Menentukan Keselamatan Penerbangan

Faktor Perawatan Pesawat yang Menentukan Keselamatan Penerbangan
* Ilustrasi Pesawat Sriwijaya Air. (Foto: Sindonews)

Jakarta, Obsessionnews.com – Sejumlah pihak menyoroti usia pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada Sabtu (9/1/2021) lalu.

Menanggapi hal itu, analis kebijakan dan komunikasi industri penerbangan, Kleopas Danang Bintoroyakti mengatakan umur pesawat bukan menjadi satu-satunya penentu faktor keselamatan penerbangan.

“Umur pesawat bukan menjadi penentu faktor keselamatan, karena faktor maintenance (perawatan) lah yang turut menentukan,” ujarnya, Selasa (12/1).

Dia menjelaskan, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 155 Tahun 2016 tentang Batas Usia Pesawat Udara yang Digunakan untuk Kegiatan Angkutan Udara Niaga, pesawat terbang kategori transportasi penumpang yang beroperasi di Indonesia paling tinggi berusia 35 tahun. Adapun pesawat terbang selain kategori tersebut maksimal berusia 45 tahun.

Memang diakuinya usia pesawat Boeing 737-500 itu sudah terbilang tua, yakni 26 tahun. Namun Danang menilai Boeing 737 seri Classics itu cukup tangguh.

“Jadi, kalau kita lihat zaman-zamanya pesawat ini berjaya, Boeing 737 Classics itu seperti Boeing 737-300, -400, -500 itu menjadi tipe pesawat yang memang paling laris di pasarnya (pesawat narrow bod/berbadan sedang) terutama digunakan untuk maskapai-maskapai yang mengoperasikan rute regional dan domestik,” jelasnya.

Dia menambahkan, dari sisi spesifikasi seperti kapasitas penumpang, kargo, serta penggunaan bahan bakar lebih efisien dibandingkan versi pendahulunya Boeing 737-200.

Selain itu, struktur sistem pengoperasian varian Boeing 737-300, -400,-500 ini memiliki kesamaan dan license common type rating untuk penerbang.

“Sehingga, tentunya memberikan nilai ekonomis tersendiri untuk maskapai yang mengoperasikan Boeing 737 Classics,” ujarnya.

Dia menjelaskan, pesawat Boeing 737-500 merupakan varian Boeing 737 yang terpendek sehingga kapasitas tempat duduk lebih sedikit, yakni 100 penumpang dibandingkan Boeing 737-300, -400 namun memiliki jarak tempuh yang sedikit lebih jauh dibandingkan versi -300 dan -400, yakni 2.375 nautical mile atau setara dengan 4.398 kilometer.

“Dari segi operational requirement (syarat pengoperasian) seperti panjang runway (landasan pacu) kurang dari 2.000 meter +- 1.830 meter yang memberikan fleksibilitas untuk dioperasikan ke bandara-bandara sekunder,” ucap Danang.

Meski begitu, diakui Danang jika Boeing 737-500 mayoritas sudah dipensiunkan (phase out) biasanya memasuki usia 21 tahun. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.