Minggu, 2 April 23

Fahri: Duit Pengharum Ruangan Bukan Urusan Pimpinan DPR

Fahri: Duit Pengharum Ruangan Bukan Urusan Pimpinan DPR

Jakarta,‎ Obsessionnews – Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah tidak mau tahu mengenai besaran anggaran pengharum ruangan Gedung DPR yang mencapai Rp 2,5 miliar. Sebab menurut Fahri urusan anggaran tidak ada sangkut pautnya dengan anggota dan pimpinan DPR.

“Itu bukan urusan Pimpinan DPR, tapi Sekretariat Jenderal ‎DPR RI,” ujarnya di DPR, Selasa (14/4/2015).

Fahri berujar, selama ini ada kesalahan berfikir mengenai besaran anggaran kebutuhan DPR yang sering kali dituduhkan kepada anggota ataupun pimpinan. Padahal menurutnya, anggota DPR tidak memiliki kewenangan untuk melakukan belanja kebutuhan gedung dan fasilitas lain di DPR.

Politisi Partai Keadilan Sejahtara itu seolah geram dengan pertanyaan wartawan. Anda kalau tanya biaya helikopter dan biaya pengamanan Presiden, ya pusing dong Presiden tidak bisa ngurusin negara kalau gitu,” tegasnya.

Sekretariat Jenderal DPR RI telah menyusun rencana umum pengadaan barang dan jasa tahun 2015. dalam susunan itu tercantum anggaran pewangi ruangan sebesar Rp 2,3 miliar, dan juga perawatan medis dan pemberian makan rusa mencapai Rp 650 juta,

Kemudian anggaran untuk pemeliharan kompleks rumah jabatan anggota (RJA) di Kalibata, Jakarta Selatan, sebanyak Rp 32.150.146.000. Adapun untuk perawatan RJA di Ulujami mencapai Rp 4.162.944.000. Dalam LPSE tersebut, tercantum juga pengadaan personal computer (PC) lengkap untuk kerja anggota DPR sebesar Rp 12.320.000.000. Seluruh anggaran itu dapat diakses pada bagian Rencana Umum Pengadaan Barang dan Jasa Setjen DPR RI Tahun 2015.

Pewangi Ruangan untuk Tutup Bau busuk DPR?
Direktur Centre for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai, sangat hebat  hanya untuk pewangi ruangan saja, DPR mengalokasi anggaran sebesar Rp2.298.626.000 untuk tahun 2015. Padahal, Pada tahun 2014, pewangi ruangan  baru sebesar Rp.1.071.272.000. Tahun 2013, pewangi ruangan sebesar Rp.553.248.000

“Jadi, rata rata kenaikan pewangi ruangan DPR sekitar 50 persen per tahun. Selanjutnya, alokasi anggaran untuk pewangi ruangan, tidak rasional bagi orang yang waras, karena kenaikan rata rata sekitar 50 persen, bukan sebuah kebutuhan, hanya untuk mencari keuntungan semata, atau menambah penghasilan tambahan selain dari gaji? Karena peningkatan anggaran rata rata sebesar 50 persen, sangat mustahil dicerna akal sehat, karena ruangan anggota dewan tidak bertambah banyak, kok harga pewangi bisa naik sih,” ungklap Uchok.

“Memang rakyat maklumlah, pewangi ruangan DPR sangat dibutuhkan untuk menutupi bau busuk DPR. Dengan semprotan pewangi ruangan, maka bau busuk seperti dugaan permainan anggaran pada ruangan ruangan sidang sidang DPR, aromanya tidak menyengat public,” tambahnya.

“Sehingga Rasa jijik dan muak rakyat kepada DPR bisa lenyap lantaran adanya pewangi seharga Rp2,2 milyar. Tinggal, Rasa bau DPR ini, bisa diarahkan kepada presiden Jokowi, yang kalau habis blusukan, konon, tidak pernah mandi,” kelakarnya sembari ketawa. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.