Sabtu, 20 April 24

Eks Presiden Brasil dan Istri Didakwa Korupsi

Eks Presiden Brasil dan Istri Didakwa Korupsi
* Lula da Silva dan istri. (BBC)

Curitiba – Jaksa federal Brasil meminta hakim untuk mendakwa mantan Presiden Brazil, Luiz Inacio Lula da Silva, terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus korupsi.

Sebelumnya, jaksa telah menyelidiki apakah Lula dan istrinya gagal menjelaskan asal muasal kepemilikan sebuah rumah mewah di pinggir laut di kawasan resor Guaruja.

Lula membantah sebagai pemilik rumah mewah itu dan menuding kasus tersebut bermuatan politik.

Rumah tersebut dibangun oleh sebuah perusahaan konstruksi yang diduga terlibat dalam skandal korupsi di perusahaan minyak negara, Petrobas.

“Lula adalah bos besar dalam kasus korupsi Petrobas. Dia ada di puncak piramida kasus ini,” ungkap jaksa Deltan Dalagnol dalam konferensi pers di Curitiba, Rabu (14/9), seperti dilansir bbc.com.

“Lula memilih langsung sejumlah pejabat senior di Petrobas, sehingga mereka bisa mengambil uang untuk kepentingan partai yang berkuasa (lewat korupsi).”

“Tanpa keputusan-keputusan yang diambil Lula, mustahil berbagai hal itu bisa diraih perusahaan tersebut,” tambah jaksa.

Lula (70), menjabat presiden dari 2003 hingga 2010. Awal tahun ini, Ia mengumumkan kembali melaju sebagai calon presiden pada pemilu 2018 mendatang. Namun, pada Juli dia didakwa menghalang-halangi investigasi yang dilakukan pada Petrobas.

Pengganti Lula, Dilma Rousseff, telah dimakzulkan oleh senat Brasil akhir bulan lalu.

Dalam beberapa hari ke depan hakim akan memutuskan untuk mendakwa Lula secara resmi atau tidak.

Rumah mewah tersebut dibangun oleh perusahaan konstruksi raksasa, OAS, salah satu perusahaan yang berada di pusaran kasus korupsi Petrobas.

Jaksa mengklaim OAS membeli dan merenovasi rumah tersebut untuk Lula dan istrinya.

Perusahaan ini disebut mendapat kontrak bernilai besar semasa Lula menjabat Presiden.

Selain Lula, enam orang lainnya, termasuk dua eksekutif OAS, telah didakwa dalam kasus ini.

Rumah mewah di Guaruja ditaksir bernilai US$550.000 atau setara Rp7 miliar. (bbc.com)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.