Selasa, 23 April 24

Eks PBB Tergugah Saat Duta Toleransi Natasya Suarakan Soal Rohingya

Eks PBB Tergugah Saat Duta Toleransi Natasya Suarakan Soal Rohingya
* Peringatan Hari Toleransi Sedunia di Bali beberapa waktu lalu.

Bali, Obsessionnews.com – Baru-baru ini para penggiat perfilman dan toleransi berkumpul di Bali dalam rangka memperingati Hari Toleransi Sedunia. Pertemuan itu membicarakan berbagai macam persoalan pelanggaran toleransi tingkat dunia, khususnya persoalan kaum Rohingya di Myanmar.

Natasha Dematra selaku Duta Toleransi mengungkapkan, kejadian yang menimpa kaum Rohingya merupakan kejadian intoleran terbesar yang terjadi di era ini.

Pembunuhan kaum Muslim oleh para biksu garis keras merupakan sebuah tindakan yang memperburuk tragedi ini, katanya.

“Salah satu cara yang dapat menyelesaikan tragedi ini adalah persatuan sebuah bangsa itu sendiri,” ucapnya yang mendapat sambutan yang meriah.

Natasha menyerukan kepada PBB dan para pemimpin dunia yang mempunyai pengaruh untuk menyelesaikan tragedi ini.

“Toleransi adalah cara untuk mencapai perdamaian di dunia,” kata gadis (18) yang juga sutradara muda ini kepada Obsessionews.com, Senin (5/12/2016).

Sementara Cheryl Halpern, Perwakilan alternatif untuk Amerika Serikat di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tahun 2008-2009, yang turut hadir mengatakan bahwa pidato Natasha telah menyentuh hatinya.

Apa yang diucapkan Natasya, lanjut Cheryl, merupakan hal yang perlu didengungkan kepada dunia internasional khususnya negara-negara Barat.

Sedangkan Damien Dematra selaku founder dan director festival ini juga menyampaikan bahwa toleransi sedang dalam ancaman menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.

Janji-janji kampanye Trump yang akan melarang umat muslim masuk Amerika dan akan menutup masjid-masjid di AS, merupakan sebuah ancaman bagi perdamaian dunia.

“Dunia sedang dalam ancaman akan memasuki masa kelam peradaban. Dengan perayaan ini diharapkan para pemimpin dunia semakin menyadari pentingnya toleransi, karena tanpa toleransi dunia ini akan hancur,” cetus pria berambut panjang ini.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Raja Suteja. Indonesia pada umumnya dan Bali pada khususnya sangat menghargai perbedaan dan toleransi.

“Kita harus selalu menghargai satu sama lain untuk dunia yang lebih baik,” imbuhnya.

Kaum Rohingya merupakan imigran asal Bangladesh yang menetap di Myanmar. Hingga pada tahun 2013, populasi mereka telah mencapai 1,3  juta orang. Saat ini pembantaian pada kaum Rohingya terus terjadi atas berbagai alasan, yang salah satunya karena mereka beragama Islam.

Dalai Lama sendiri mengecam tindakan ini dan mengatakan bahwa jika Buddha masih ada, ia akan melindungi saudara-saudara Muslim.

Hari Toleransi Sedunia ditetapkan oleh PBB pada tahun 1996, dengan harapan untuk memperkuat toleransi dengan meningkatkan rasa saling pengertian antar budaya dan bangsa.

Perayaan ini dimulaikan di era ketika meningkatnya ekstremisme kekerasan dan pelebaran konflik yang ditandai dengan mengabaikan kehidupan manusia lainnya.

Rangkaian perayaan ini dilanjutkan dengan pemutaran film di Pusat Kebudayaan Rusia, Jakarta dan akan ditutup pada tanggal 13 Desember nanti di Jakarta. Dalam mensukseskan perayaan ini IFFSRV dan WTA bekerja sama dengan International Student, Newcomer, and Woman Movie Awards (ISENMA), Filmmakers of the Year Film Festival (FOTY), International Film Festival for Documentary, Short, and Comedy (IFFDSC), Directors Awards (DIRA), dan Royal World Prize (RWP), dan didukung penuh oleh Dewan Kreatif Rakyat (DKR), iHebat International Volunteers, World Film Council, Russian Culture Center, Cinema XXI, dan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai media partner. (Popi Rahim)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.