Jumat, 26 April 24

Ekonomi Rakyat …

Ekonomi Rakyat …

Oleh: Dr Sri Bintang Pamungkas, Aktivis

 

Sekarang sudah masuk September… bulan depan Oktober, Anies-Sandi dilantik. Tapi sejak Mei lalu mereka menang dari Ahok-Djarot, belum ada tanda-tanda mereka punya program yang jelas. Ada janji-janji, tapi mungkin janji-tinggal-janji. Di Dunia Tinju, ada yang dikenal slow starter… mungkin Anies-Sandi salah satunya…

Ya, apa boleh buat… daripada mendapat Cina-Mendring! Akibatnya memang riskan… Pertama, Mafia-mafia Cina seperti mendapat angin untuk “silahkan berbuat”, termasuk kalau “mau negosiasi”… masih ada waktu sampai 20 Oktober. Juga bagi Djarot… u/ melanjutkan Program Ahok yg belum selesai…

Sekiranya Anis-Sandi sedikit ofensif, belum tentu MA memenangkan Pulau G… Begitu, lho! Tapi tidak apalah… dari 17 Pulau menjadi 3 Pulau, termasuk C dan D dari Jokowi, tidak akan membikin Podomoro dan Sedayu menjadi bangun… mereka sekarat. Hampir dipastikan mereka batal melanjutkan reklamasi! Sebaiknya Anis-Sandi juga tidak termakan suap!

Tapi masih banyak pekerjaan lain, selain menenggelamkan.pulau2 Giant Sea Wall mimpi gilanya Jokowi itu. Pertama adalah soal kemacetan Jakarta. Temenku dari Jerman bilang, kalau di negara maju, bekerja itu “From 9 To 5″… seperti Dolly Parton bilang… tapi di Jakarta “From 5 To 9″… Kok bisa hidup ya, di Indonesia…

Trans-Jakarta gagal di tangan Ahok. Dia bukan Mass Rapid Bus… waktunya tidak jelas… rutenya ngawur… tidak efisien… sehingga tidak menarik bagi penumpang mobil pribadi! Padahal tracknya sudah khusus… pakai pembatas beton… yg merusak jalannya orang lain… dan bikin macet.

Di Frankfurt tidak perlu pembatas, sehingga kendaraan lain masih bisa bermanuver… Hidupkan pula bis-bis biasa, yg digabung menjadi SATU USAHA BIS Trans-Jakarta, dg sistim monopoli dan penggajian tetap… bukan setoran terbanyak. Sudah sering ke luar negeri, tapi banyak yg cuma MENIRU SPT MONYET PUN GAK BISA…

Anis-Sandi harus MENJEBOL pembatas beton! Di Dishub ada Industri Beton Pembatas yg menjadi GAJI EXTRA orang-orang Dishub dan pabrik-pabrik semen2 Cina. Juga BONGKAR Beton Pembatas Jalur Lambat dan Cepat… yg tidak perlu… Sekali masuk terjebak kemacetan… dan menghabiskan anggaran. Biarkan jalan lebar-lebar dg 4-5 jalur!

Yg penting dibuat adalah Jalan Samping… Kota dibangun dg Super Block… tiap satu block ada 4-5 bangunan, lalu ada jalan samping. Dg cara itu, akan terbuka wilayah-wilayah baru untuk Penghunian dan Pusat Bisnis! Silahkan membangun di sana!

Lalu jalan2 Layang ditambah… dan Lampu lalu lintas menjadi tidak perlu. Lha sudah ada jalan layang, kok lampu merah-hijau-kuning masih dipasang terus… Dasar goblog! Bahkan ada jalan layang, tapi orang dilarang masuk… persis di depan Mabes Polri…!

Tempat2 parkir harus dibangun… bisa Parking Lot, bisa Parking Ramp. Dilarang parkir di pinggir jalan… Toko-toko kecil digabung menjadi satu bangunan besar bertingkat… maka akan tersedia banyak lahan u/ parkir dan jalan samping. Lantai satu dan dua untuk usaha2 kecil dan bengkel-bengkel. Warung2 Tegal, Warung2 Kejut, Tenda2 Sore dan Orang2 Asongan ditaruh y/ usaha di situ… trotoir hanya untuk orang jalan!

Dari mana biayanya? Dari Pemda DKI dan masyarakat. Anis-Sandi mencanangkan Program Tahun Tata Kota Nasional 30 tahun lewat Perda… Siapa pun Gubernurnya harus menjalankan ini… dan bisa ditiru u/ *seluruh Indonesia*. Setelah 30 tahun akan jelas wajah Jakarta dan kota2 di Indonesia berubah menjadi seperti di Eropa…. Tanpa ini, 100 tahun lagi Jakarta tetap akan seperti sekarang, bahkan TAMBAH RUSAK!

Pembiayaan dibagi menjadi 10 tahunan. Siapa pribadi dan pengusaha yg mau membongkar dan membangun sesuai program dibantu 60% oleh Pemda… 10 tahun kedua, dibantu 30%… 10 tahun ke tiga, tidak dibantu! Tidak perlu ada pulau-pulau Reklamasi… tidak perlu ada Meikarta… tidak perlu ada pikiran *Cina Berambisi Menjajah NKRI*. Mari membangun Indonesia bersama! NKRI bukan milik James Riady, TW, Aguan, Eka Tjipta… bukan pula milik Ciputra dll.

Dan Anis-Sandi jangan lupa, membikin rumah untuk Ribuan Kepala Keluarga yg rumahnya DIGUSUR dan DIHANCURKAN Ahok. Tahun 90an, saat Jembatan Layang menuju Pluit dibangun Radinal Muchtar, Soeharto sadar belum bisa membangun perumahan untuk warga DKI… mungkin mereka korban urbanisasi. Sehingga Soeharto membiarkan warga tinggal di bawah kolong Jembatan, antara lain, di Kalijodo. Bersama dg warga Kampung Pulo, Luar Batang dll, Kalijodo DIHANCURKAN Ahok dan Djarot… dan Jokowi diam saja. Maka adalah tanggungjawab Anis-Sandi untuk membangunkan rumah-rumah bagi mereka yg tergusur: RUMAH, bukan Rusunawa! Karena mereka PRIBUMI yg BERHAK atas Rumah Tapak dan BEBAS dari PBB. Ini bukan soal RAS, bukan pula soal Yg KUAT harus MENANG. Tapi ini adalah soal KEPEMILIKAN REPUBLIK. Siapa yg menjadi Pemilik Republik ini harus boleh mempunyai hak-hak istimewa yg TIDAK SEWENANG-WENANG. sedang yg lain-lain, Asing dan Aseng, boleh dan punya hak, tapi harus tahu diri dan TIDAK MENGINJAK KEPALA. Di mana2 di Dunia begitu…! Imigran harus tahu diri, minoritas harus tahu diri…. jangan ingin punya hak sama atau lebih…. dan semua harus Pancasilais!

Juga Anis-Sandi. Pikiran ini bernaksud mengingatkan mereka, untuk jangan sampai disuap Mafia-mafia Asing dan Aseng, yg pasti siap MENGGANAS!

@SBP

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.