Kamis, 18 April 24

Sri Mulyani: Utang Negara Bukan Sesuatu yang Najis

Sri Mulyani: Utang Negara Bukan Sesuatu yang Najis
* Menkeu Sri Mulyani (Foto Dokumentasi Kemenkeu)

Jakarta, Obsessionnews.com – Jika berbicara soal utang negara, Menteri Keuangan Sri Mulyani merasa dirinya kerap menjadi sasaran orang yang paling layak disalahkan karena kewenangan utang ada pada kementerian yang dipimpinnya. Padahal,  kata dia, utang dalam sebuah negara bukan sesuatu yang tabu. Ini terjadi di semua negara.

Sebab itu, dalam acara rapat kerja nasional Kementerian Agama yang dihadiri sejumlah instansi terkait, Sri meminta bantuan kepada para pejabat Kementerian Agama maupun rektor dan pengurus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) untuk menjelaskan masalah utang kepada masyarakat luas.

“Saya boleh minta bantuan dong, anggaran Kementerian Agama banyak lho,” kata Sri di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Rabu, (23/1/2019).

Sri menjelaskan bahwa, sudah banyak kampus IAIN yang dibangun dengan berbagai instrumen yang disediakan negara, salah satunya yaitu lewat Surat Berharga Syariah Negara atau SBSN. SBSN kata dia, bentuk lain dari utang melalui penerbitan surat berharga. Karena itu utang bukan sesuatu yang haram.

“Jadi harusnya bapak bicara dong, itu semua instrumen utang, utang itu bukan sesuatu yang najis,” ujarnya.

Tak hanya IAIN, kata Sri, beberapa asrama haji dan Kantor Urusan Agama atau KUA dibangun lewat SBSN ini. Pada Juli 2018, Kementerian Keuangan mencatat sebanyak 54 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang dibangun menggunakan SBSN ini. Total dananya mencapai Rp 3,53 triliun.

Persoalan utang memang menjadi perbincangan publik, terutama menjelang Pemilu Presiden 2019. Berdasarkan data APBN Januari 2019, utang pemerintah pusat hingga Desember 2018 mencapai Rp 4.418,3 triliun. Angka tersebut naik 10,6 persen dibanding akhir Desember 2017 sebesar Rp 3.995,25 triliun.

Meski besar, kata Sri, pemerintah telah mengelola utang secara hati-hati dan bertanggung jawab. Menurut Sri, rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (debt to GDP ratio) Indonesia sebesar 30 persen juga tidaklah tinggi dibandingkan negara lain. Ia meminta masyarakat tak perlu risau dengan hutang negara, karena masih dianggap normal.

“Dibicarakan secara transparan. Bukan ujug-ujug, tidak ugal-ugalan,” kata Sri Mulyani

Sri menuturkan bahwa melalui SBSN inilah, pemerintah bisa mengelola utang dengan akuntabilitas yang baik dan bermanfaat. Sri akan keluar negeri untuk mengadakan roadshow demi menawarkan SBSN Global. Investor dari beberapa negara tertarik seperti dari Inggris, Hongkong, dan Dubai. “Bukan karena Sri Mulyani, tapi karena Indonesia dikelola dengan baik,” ujarnya. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.