Rabu, 24 April 24

Go Digital Siap Masuki Industri Pariwisata Labuan Bajo

Go Digital Siap Masuki Industri Pariwisata Labuan Bajo

Obsessionnews.com – Industri pariwisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi kota ke-7 yang disentuh Go Digital. Dalam dua hari, tepatnya pada tanggal 5-6 Desember, Go Digital sampai di Labuan Bajo untuk menaikkan level industri di 10 Destinasi Prioritas dan 10 Destinasi Branding di Tanah Air.

Tujuan lainnya, tentu saja untuk mengakrabkan tagline “Go Digital, Be The Best!”. Sasarannya ada lebih dari 100 industri pariwisata yang terdiri atas hotel, resort, vila, restoran, café, dive operator, tour agent, rent car, dan atraksi.

Labuan Bajo merupakan kota ke-7 setelah Batam (Kepri), Magelang (Joglosemar), Medan (Sumut), Banda Aceh (Aceh), Denapasar (Bali), dan Lombok (NTB) yang menjadi destinasi penerapan Go Digital di industri pariwisata. Industri pariwisata juga diberikan materi template web site yang siap dengan commerce, booking system, sampai ke payment engine.

“Saya sudah survei ke beberapa tour operator dan atraksi di Labuan Bajo. Hasilnya, belum menemukan mereka yang go digital,” kata Samsriyono Nugroho, Stafsus Menpar Bidang IT di Labuhan Bajo.

Mereka sudah memasarkan produknya dengan website. Sudah meramaikan foto-foto dan grafisnya di media sosial, bisa di Facebook, Instagram, Youtube, Pinterest, dan beberapa platform medsos lain. Tetapi untuk booking dan payment, belum ada yang langsung online dalam satu sistem. Rata-rata mereka masih menggunakan kontak atau telepon ke operator untuk booking dan pembayaran harus transfer atau melalui ATM.

“Artinya, itu masih belum digital,” ujar Samsriyono.

Sebelumnya, Menpar Arief Yahya memang sudah mencanangkan, Go Digital sejak Rakornas Kemenpar yang digelar di Econvention Ancol, Jakarta tiga bulan yang lalu. Tagline-nya, More Digital, More Personal, More Digital, More Global, More Digital More Professional.

“Hanya dengan program Go Digital inilah. Indonesia bisa semakin cepat dan massif menembus pasar dunia. Program ini pula yang membuat percaya diri untuk menembus target market 20 juta wisman di tahun 2019,” katanya.

Menpar yang sudah berpengalaman di dunia IT selama 35 tahun pun sudah mendesain sebuah infrastruktur digital. Sebuah platform yang mempertemukan antara demand dan supply, semacam mal digital yang mempertemukan antara buyers dan sellers. Dengan begitu, semua industri pariwisata di tanah air berkesempatan untuk bertemu dengan channel buyers besar dari seluruh dunia.

Platform itu dinamai ITX (Indonesia Travel Xchange) yang konsepnya dipelajari dari TXA (Travel Xchange Australia). Pasalnya, TXA sudah lebih dari 10 tahun eksis di Negeri Kanguru itu. Saat ini sudah hampir 6000 industri yang bergabung di ITX. Bukan hanya industri yang sudah eksis dan besar, tetapi juga available bagi industri yang masih pemula dan masih manual.

“Silakan, semua industri untuk masuk ITX. Semua free dan diasistensi sampai betul-betul bisa membuat dan menjual paket-paket dengan online,” tuturnya.

Menpar Arief juga mengingatkan bahwa hampir semua tour operator manual, non digital, di seluruh dunia mengalami penurunan yang signifikan. Hal itu, tentu sudah dia prediksikan, mirip dengan Wartel (Warung Telekomunikasi) yang saat ini sudah menjadi barang aneh (langka). Bahkan dari 124.000 zaman itu, saat ini sudah hilang, setelah ditemukan GSM.

“Anda kenal Thomas Cook di Eropa? Itu juga walk in service travel yang terbesar di Eropa. Sekarang apa yang terjadi? Turun drastis dan nyaris bangkrut karena kehadiran online travel agent (OTA),” kata Arief Yahya.

Karena itulah, OTA adalah sebuah keniscayaan yang cepat atau lambat akan terjadi. Karena itu juga, ITX ini menjadi cara untuk menjemput kemajuan sebab dunia sudah bergerak ke sana. “Hampir 75% orang sudah melakukan search and share dengan online. Karena itu, layanan travel pun harus sudah mulai dengan online,” tutup Menpar.

Di samping itu, menurut Jelamu, Kadispar NTT juga akan hadir dalam acara yang digelar di Hotel Jayakarta Lantai 8, Labuan Bajo. Dia sendiri berada di Kupang, setiap harinya karena ibu kota NTT adalah Kupang. Namun, karena industri Pariwisata yang tengah dikembangkan secara nasional, termasuk dalam 10 destinasi prioritas atau 10 Bali Baru itu ada di Labuan Bajo, maka kawasan itu yang harus didahulukan. (ON/Adv)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.