Jumat, 19 April 24

Ekspor Nonmigas Januari-Februari 2013 Surplus, Migas Defisit

Ekspor Nonmigas Januari-Februari 2013 Surplus, Migas Defisit
Gia
Jakarta – Neraca perdagangan nonmigas bulan Februari 2013 surplus sebesar USD 777,9 juta. Sementara neraca perdagangan migas defisit USD 1,1 miliar. Sehingga, neraca perdagangan nasional mengalami defisit sebesar USD 327,4 juta. Defisit neraca perdagangan di bulan Februari membuat defisit perdagangan selama dua bulan pertama 2013 mencapai USD 402,1 juta.
“Terjadinya defisit neraca perdagangan disebabkan oleh defisit perdagangan migas sebesar USD 2,4 miliar. Nilai tersebut meningkat tajam dari tahun sebelumnya yang hanya defisit USD 13,9 juta, meskipun surplus perdagangan nonmigas naik dari USD 1,9 miliar menjadi USD 2 miliar,” papar  Wakil Menteri Perdagangan RI, Bayu Krisnamurthi di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (2/4/2013).
Apabila dilihat secara bulanan (MoM) sejak Januari 2012, lanjut Bayu neraca perdagangan migas selalu mengalami defisit kecuali di bulan Januari, Mei dan Juli 2012. Di tahun ini, defisit dua bulan pertama relatif besar, di atas rata-rata defisit bulanan (USD 0,6 miliar). Sebaliknya, neraca perdagangan sektor nonmigas mengalami surplus mencapai di atas rata-rata surplus bulanan (USD 0,4 miliar). “Tekanan neraca perdagangan tidak hanya menimpa Indonesia namun juga terjadi di banyak negara kecuali China, Singapura dan Korea Selatan yang masih surplus di awal 2013,” jelas Bayu.
 
Bayu juga menjelaskan kinerja Ekspor bulan Februari 2013 mencapai USD 15 miliar, mengalami penurunan sebesar dari bulan ke bulan (MoM) 2,5% dan Tahun ke tahun (YoY) 4,2%, dan terdiri dari ekspor migas sebesar USD 2,5 miliar (turun 4,3% MoM atau 23,2% YoY) serta ekspor nonmigas USD 12,4 miliar (turun 2,1% MoM namun naik 0,9% YoY).
“Melambatnya kinerja ekspor Indonesia di bulan Februari selain disebabkan oleh menurunnya permintaan di beberapa negara mitra dagang Indonesia juga diakibatkan oleh menurunnya harga beberapa komoditas utama ekspor Indonesia,” ujar Bayu.
Total ekspor periode Januari-Februari 2013 sebesar USD 30,4 miliar atau turun 2,9% (YoY).
“Penurunan ekspor tersebut dipicu oleh menurunnya ekspor migas sebesar 20,1% menjadi USD 5,2 miliar, sedangkan ekspor nonmigas naik 1,6% menjadi USD 25,2 miliar,” jelas Bayu.
Negara tujuan yang memiliki pencapaian ekspor nonmigas terbesar di periode Januari-Februari 2013 kata Bayu secara berurutan adalah China dengan nilai sebesar USD 3,3 miliar, Jepang USD 2,8 miliar, Amerika Serikat USD 2,4 miliar, India USD 2,3 miliar, Singapura USD 2,1 miliar, Malaysia USD 1,3 miliar, Korea Selatan USD 1 miliar, Thailand USD 937,4 juta, Belanda USD 729,3 juta, serta Filipina USD 623,8 juta. Sepuluh pasar ekspor utama tersebut berkontribusi sebesar 69,9% dari total ekspor nonmigas.
Sementara itu, lanjut Bayu ekspor ke beberapa negara tujuan nilainya mengalami kenaikan yang signifikan. Nilai ekspor ke Singapura mengalami kenaikan terbesar, mencapai USD 580,7 juta atau tumbuh 37,6%. Disusul urutan berikutnya yaitu China, India, Pakistan, Mesir, Myanmar, Bangladesh, Filipina, Amerika Serikat dan Thailand yang mengalami kenaikan antara USD 31,9 juta hingga USD 351,8 juta atau tumbuh antara 1,6% hingga 73,1%.
Lalu, ditinjau dari produknya, ekspor nonmigas yang mencapai nilai dan kenaikan ekspor terbesar di periode Januari-Februari 2013 adalah mesin/peralatan listrik sebesar USD 1,8 miliar atau naik 3,7%, berbagai produk kimia sebesar USD 610 juta atau naik 32,6% dan alas kaki sebesar USD 621,6 juta atau naik 9,6%.
Meskipun mengalami peningkatan dari sisi nilai kata Bayu, secara keseluruhan peningkatan nilai ekspor nonmigas (1,6%) masih lebih rendah dari kenaikan volumenya 20,4%), “Hal ini menunjukkan bahwa tekanan harga masih terjadi pada beberapa komoditas ekspor nonmigas Indonesia, walaupun beberapa lainnya mengalami kenaikan,” tutur Bayu.
Nilai ekspor komoditas utama yang masih mengalami kenaikan antara lain Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) 5,8%; sawit 6,3%; alas kaki 0,04%, otomotif 16,4% dan kopi 36,7%. Sementara itu, nilai ekspor komoditas potensial yang juga mengalami kenaikan, yaitu kulit dan produk kulit naik 40,6%; peralatan medis naik 45,9%; tanaman obat naik 99,4%; makanan olahan naik 9,7%; minyak atsiri naik 16,5%; kerajinan naik 12,9%; perhiasan naik 81,7% dan rempah-rempah naik 40,5%.
Dilihat dari pasar ekspor Indonesia, pertumbuhan ekspor ke pasar emerging market mengalami peningkatan yang signifikan meskipun nilainya masih relatif kecil. Ekspor selama Januari-Februari 2013 ke beberapa negara emerging market antara lain Pakistan naik 73,4% (YoY), Myanmar naik 73,1%, Mesir 54,8%, Bangladesh 48,9%, Kamboja 33,0%, Meksiko 27,9%, Ghana 23,3%, Kenya 21,3%, Aljazair 17,0%, dan Yunani 13,7%. Sementara itu ekspor ke 10 mitra dagang utama Indonesia meningkat sebesar 4,1% menjadi USD 16,9 miliar di Januari-Februari 2013. (rud)
 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.