Kamis, 28 September 23

Ekonom UGM Usulkan BI Rate Diturunkan

Ekonom UGM Usulkan BI Rate Diturunkan

Jakarta, Obsessionnews – Menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Pengamat ekonomi Tony Prasetiantono mengusulkan agar suku bunga acuan (BI Rate) sebaiknya diturunkan mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang sudah mulai membaik.

“BI rate seharusnya sudah bisa diturunkan minimal 25 basis poin (0,25 persen) menjadi 7,5 persen pada bulan ini,” kata Tony kepada wartawan usai mengikuti acara Economy and Business Outlook 2015 yang diadakan oleh PT Metropolitan Land Tbk. (MTLA) bekerja sama dengan Men’s Obsession di Hotel Ritz Carlton, Senin (16/2/2015).

Lebih lanjut Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tersebut menambahkan bahwa perbaikan tersebut terlihat dari pencapaian bulan Januari 2015 ini dimana deflasi terjadi dengan angka 0,24 persen atau 6,96 persen (yoy).

Pencapaian tersebut, ujar dia, jauh berada dibawah perkiraan pemerintah. “Ini di bawah perkiraan semula sebesar 8 persen. Jadi ini sudah menjadi indikator positif untuk menurunkan bunga,” tambah dia.

Menurutnya, selama ini BI cenderung kurang berani dan terlalu berspekulasi terhadap kondisi pasar. Khusus kali ini, ia memandang tidak tepat jika pemerintah bersikeras menahan BI rate guna mengantisipasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the fed.

Alasannya hal tersebut justru menyebabkan sempitnya ruang tumbuh perekonomian nasional. Padahal saat ini Indonesia merupakan destinasi untuk capital in flow sehingga membutuhkan penurunan BI Rate.

Tidak jauh berbeda, pada kesempatan yang sama Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani juga memandang saat ini sudah saatnya pemerintah menurunkan BI Rate.

Ia juga memandang bahwa sejauh ini BI memang terlalu berhati-hati dengan situasi pasar yang fluktuatif. “Namanya pasar kan fluktuatif, uang yang keluar nantinya juga masuk kembali,” ujar dia.

Untuk itu Aviliani agar kedepan BI memiliki keberanian dalam mengambil keputusan yang tepat, salah satunya dengan menurunkan BI Rate. “Namun di satu sisi sektor riil juga harus jalan untuk mendukung pembangunan infrastruktur itu sendiri,” imbuhnya. (Kukuh Budiman)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.