
Imar
Jakarta-Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengungkapkan jumlah pengangguran sarjana atau lulusan universitas mencapai 360 ribu orang. Hal itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2013 dan angka ini setara dengan 5,04% dari total pengangguran yang mencapai 7,17 juta orang
Untuk itu, ia meminta para sarjana lulusan perguruan tinggi untuk tidak hanya mengandalkan ijazah dalam mencari pekerjaan.
“Para sarjana harus memilki kompetensi dan keterampilan kerja yang baik sehingga dapat terserap pasar kerja dengan cepat,”kata Menakertrans Muhaimin Iskandar di Jakarta, Kamis (30/5/2013).
Kesempatan kerja di Indonesia, dinilainya masih terbuka namun sangat kompetitif. Oleh karena itu para sarjana harus melengkapi kemampuannya dengan kompetensi kerja sehingga bisa dengan mudah menentukan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat dan keinginannya.
Apalagi, lanjutnya perubahan kebutuhan dunia kerja yang sangat dinamis tidak akan pernah menunggu kesiapan dunia pendidikan. Oleh karena itu, dunia pendidikanlah yang harus secara cepat menyesuaikan diri dengan kebutuhan dunia kerja yang sangat dinamis.
“Perguruan Tinggi diharapkan tidak hanya mampu melahirkan sarjana
formal yang berpikir secara intelektual, disiplin, tertib dan teratur,
tekun dan berani secara research dalam dunia pendidikan tapi harus siap menyongsong dunia kerja,“tegasnya
Menurut Muhaimin, perguruan tinggi harus mampu melahirkan pribadi-pribadi yang memiliki etos kerja dan motivasi yang tinggi, kreatif dan inovatif, mampu dengan cepat menyesuaikan keterampilan dan keahliannya dengan kebutuhan dunia kerja.
“Lulusan perguruan tinggi harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder, yaitu harus memenuhi kebutuhan profesional, kebutuhan masyarakat, kebutuhan dunia kerja dan kebutuhan generasi masa depan,”harapnya.
Terkait dengan kompetensi lulusan perguruan tinggi yang sesuai dengan
kompetensi kebutuhan kerja , kata Muhaimin Kemnakertrans dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah lama mempersiapkan piranti-piranti, baik aturan, perbaikan mekanisme
pembelajaran, serta revitalisasi-revitalisasi yang menyeluruh terhadap sumber daya pendidikan
“Dalam penyempurnaan program link dan match dibutuhkan perbaikan-perbaikan kurikulum, peningkatan kompetensi guru dan instruktur,
penyusunan-penyusunan standar kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri atau pengguna baik dalam negeri maupun luar negeri,”pungkasnya.