Rabu, 24 April 24

Dunia Boikot Peresmian Kedutaan AS di Quds

Dunia Boikot Peresmian Kedutaan AS di Quds
* PBB

Lebih dari setengah pejabat asing yang diundang untuk menghadiri acara peresmian kedutaan besar AS di Baitul Maqdis menolak untuk hadir. Dari 86 diplomat yang diundang, hanya 30 saja yang bersedia untuk hadir dalam pertemuan tersebut.

Koran rezim Zionis Israel, Haaretz melaporkan sejumlah negara seperti Australia, Jerman, Irlandia, Malta, Meksiko, Portugal, Polandia, Rusia, Swedia dan Mesir menyatakan tidak akan hadir dalam acara peresmian kedutaan AS di Baitul Maqdis.

Meskipun menghadapi penentangan keras dari publik dunia, tapi pada 6 Desember 2017, Presiden AS, Donald Trump tetap mengumumkan pengakuan resmi negaranya terhadap Baitul Maqdis sebagai ibu kota Israel. Selain itu, Trump juga mengumumkan pemindahan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis. Acara resmi pemindahan kedutaan besar AS ini dilakukan hari Senin, 14 Mei 2018.

Keputusan AS tersebut menyulut protes luas dari Palestina dan masyarakat internasional. Bahkan PBB sendiri menentang keputusan AS tersebut. Majelis Umum PBB dalam sidang yang berlangsung 21 Desember  2017 mengeluarkan resolusi yang tidak mengakui Baitul Maqdis sebagai ibu kota Israel.

Palestina mengecam keras sepak terjang AS ini dan menyerukan boikot luas dari publik dunia terhadap acara peresmian kedutaan besar AS di Baitul Maqdis.

Koran Al-Quds Al-Arabi menulis bahwa para pejabat Palestina meminta perwakilan negara-negara dunia, duta besar dan wakil organisasi sipil untuk memboikot acara peresmian pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis.

Keputusan Trump memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis terang-terangan menunjukkan permusuhan negaranya dengan dunia Islam. Lebih dari itu, Trump hendak menarik dukungan pengakuan dunia, terutama umat Islam terhadap eksistensi Israel.

Trump juga memangkas bantuan kemanusiaan untuk UNRWA dan memaksa Palestina berunding dengan Israel.

Peresmian kedutaan baru AS di Baitul Maqdis bertujuan untuk menghapus memori masyarakat dunia mengenai kejahatan rezim Zionis terhadap Palestina.

Tapi tampaknya Trump keliru besar. Alih-alih mendukung keputusannya itu, publik dunia semakin besar mendukung Palestina. Perlawanan bangsa Palestina melalui aksi protes “hak kembali bagi pengungsi” yang telah berlangsung sejak beberapa pekan lalu menuai dukungan luas dari masyarakat dunia.

Tidak hanya umat Islam, bahkan sebagian negara yang selama ini mendukung Israel mulai memperhitungkan untuk menarik dirinya tidak membela agresor itu. Ketidakhadiran lebih dari setengah perwakilan tamu undangan dalam acara peremian kedutaan besar AS di Baitul Maqdis menunjukkan kegagalan kebijakan Trump. Kini faktanya, AS dan Israel akan semakin terkucil di arena internasional. (ParsToday)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.