Kamis, 25 April 24

Dukung PEN, Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan

Dukung PEN, Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan
* Gubernur BI, Perry Warjiyo (Foto : Has)

Jakarta, Obsessionnews.com – Demi mendorong pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang terkoyak akibat adanya pandemi covid-19, Bank Indonesia (BI) menempuh berbagai kebijakan. Salah satu yang dilakukan yaitu kembali menetapkan suku bunga acuan.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar pada 16-17 September 2020, memutuskan bahwa suku bunga 7 days reverse repo rate (BI-7 DRRR) dipertahankan di level 4 persen. Sementara itu suku bunga deposit facility juga tetap berada pada level 3,25 persen. Sedangkan untuk suku bunga lending facility juga tetap di level 4,75 persen.

Perry menyatakan keputusan ini menjadi salah satu kebijakan yang ditetapkan seiring dengan kebijakan lain yang juga dijalankan. Dikatakannya, salah satunya pertimbangan BI menahan suku bunga acuan yaitu adalah demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tingkat inflasi yang diperkirakan masih akan berada di level yang rendah.

“Keputusan ini juga mempertimbangkan berbagai hal dan dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi nasional dari dampak covid-19,” ujar Perry dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (17/9/2020).

Perry kembali menegaskan bahwa tingkat suku bunga BI-7 DRRR ini adalah yang terendah sejak tahun 2016. Rendahnya tingkat suku bunga ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional khususnya dalam rangka meminimalisir dampak buruk covid-19.

Terkait dengan upaya mendorong pertumbuahan ekonomi nasional, Perry menegaskan bahwa BI telah menempuh berbagai kebijakan. Setidaknya ada tiga hal utama yang telah dilakukan BI untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional (PEN). Pertama adalah menurunkan suku bunga acuan, kedua menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan ketiga adalah dengan melakukan intervensi berupa pencairan quantitative easing demi mendorong kecukupan likuiditas perbankan.

“Bauran kebijakan ini semuanya kita arahkan demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Seperti kita lakukan stabilisasi nilai tukar rupiah, kalau rupiah stabil kondisi usaha juga kondusif sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, kami juga melakukan ekspansi moneter berupa quantitative easing sejumlahnya 662,1 triliun,” Pungkasnya. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.