Selasa, 28 Maret 23

Dukung LAKU PANDAI, BCA Luncurkan LAKU

Dukung LAKU PANDAI, BCA Luncurkan LAKU
* Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad (kiri), Direktur BCA Suwignyo Budiman (kedua kiri), Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (ketiga kiri), Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S. Soetiono (ketiga kanan), Direktur BCA Armand W. Hartono (kedua kanan) meninjau pembukaan tabungan LAKU BCA di Desa Ngombak, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Senin (6/4/2015).

Grobogan, Obsessionnews – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mendukung penuh upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menerapkan program LAKU PANDAI (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif). Komitmen ini diwujudkan melalui peluncuran produk tabungan yang diberi nama LAKU di Desa Ngombak, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Senin (6/4/2015).

Kegiatan ini dihadiri oleh Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon, Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S. Soetiono, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan 1 Mulya E. Siregar, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan 3 Irwan Lubis, Komisaris BCA Cyrillus Harinowo, Direktur BCA Suwignyo Budiman, Direktur BCA Armand W. Hartono, dan pejabat daerah setempat.

LAKU diharapkan dapat memfasilitasi dan memotivasi masyarakat akan budaya menabung, dan sekaligus untuk mendekatkan dan memperkenalkan layanan lembaga keuangan atau perbankan. “Kami berharap LAKU dapat memfasilitasi masyarakat untuk dapat lebih dekat dan mengenal layanan perbankan, khususnya dalam menumbuhkan budaya menabung,” ungkap Jahja Setiaatmadja.

Sebagai langkah awal, BCA mengembangkan pilot project LAKU di beberapa daerah. Sebagaimana dilakukan peluncuran LAKU di salah satu daerah pilot project BCA, di Grobogan. Grobogan mencakup 19 kecamatan yang mata pencaharian penduduknya didominasi dalam bidang pertanian atau perternakan.

Sebagaimana tujuan pengembangan produk, maka LAKU merupakan rekening simpanan atau tabungan perorangan, dengan persyaratan yang mudah dipenuhi. Untuk lebih mendekatkan dan memudahkan, maka transaksi LAKU dilakukan di tempat agen, yang berlokasi di sekitar area masyarakat, dan bukan bertransaksi di kantor cabang bank BCA.

“Masyarakat dapat dengan mudah melakukan pembukaan rekening maupun transaksi, karena cukup mendatangi lokasi agen LAKU di sekitar kediaman, dan tidak perlu ke kantor cabang BCA,” kata Jahja.

Saat ini fitur LAKU antara lain pembukaan dan penutupan rekening, setoran dan tarikan tunai, inquiry mutasi rekening, serta cek saldo. Ke depan tentunya fitur produk ini dapat dikembangkan mengacu pada kebutuhan dan tujuan dari pengembangan produk yang dimaksudkan.

Seperti diketahui, OJK meluncurkan program LAKU PANDAI untuk disasarkan pada masyarakat yang belum mengenal, menggunakan, atau mendapatkan layanan perbankan dan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.

“Laku Pandai akan menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum terjangkau layanan keuangan saat ini,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad dalam acara peluncuran LAKU PANDAI di Jakarta, Kamis (26/3/2015).

Laku Pandai juga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat untuk menyimpan dan memanfaatkan uang yang dimilikinya dengan lebih murah, aman, dan cepat. Masyarakat di daerah plural atau remote area juga diharapkan bisa terbebas dari jeratan lintah darat yang selama ini menyulitkan kehidupan mereka dengan bunga pinjaman yang tinggi.

BCA salah satu bank yang berkomitmen dan sudah mendapatkan persetujuan menjadi penyelenggara LAKU PANDAI. BCA mengimplementasikan LAKU PANDAI dengan menggunakan media kartu bernama LAKU. Kartu ini dinilai lebih mudah digunakan bagi masyarakat di pedesaan, selain mengantisipasi infrastruktur listrik dan telekomunikasi yang terbatas juga sebagai pembeda dengan Layanan Keuangan Digital (LKD).

“Menurut kami, kartu mudah dibawa ke mana saja, sekaligus kami juga mendukung gerakan non tunai. Kartu tersebut akan dijual seharga Rp 2 ribu per kartu,” ujar Jahja Setiaatmadja.

Kartu tersebut nantinya dapat digunakan pengguna LAKU PANDAI untuk melakukan transaksi keuangan dasar (Basic Saving Account/BSA), seperti menabung, menarik uang, dan mengirim uang dengan mendatangi agen-agen yang ditunjuk BCA sebagai penghimpun dana mereka.

Layanan dengan karakteristik BSA antara lain tanpa batas minimum baik untuk saldo maupun transaksi setor tunai. Ada batas maksimum saldo dan transaksi pendebetan rekening yang ditetapkan oleh bank, namun kedua batas tersebut tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan oleh Peraturan OJK (POJK), yaitu untuk saldo setiap saat maksimal Rp 20 juta dan untuk transaksi debet kumulatif selama sebulan maksimal Rp 5 juta. Tanpa biaya administrasi bulanan dan tidak dikenakan biaya untuk pembukaan dan penutupan rekening, dan transaksi pengkreditan rekening.

Sistemnya sendiri terpisah dengan sistem operasional layanan reguler BCA. “Kartu LAKU tidak bisa dipakai di ATM, harus di agen,” tutur Jahja.

Ia berharap dengan adanya kartu LAKU, masyarakat yang tadinya belum menggunakan layanan keuangan bisa mulai belajar mengelola keuangannya.

Jahja menggarisbawahi pihaknya tidak menargetkan volume transaksi lini bisnis ini lantaran ini adalah dunia baru bagi BCA untuk masuk ke daerah plural atau remote area yang tidak bankable. “Kami sadar masih baru di bisnis ini, masih baby. Kami belum berpengalaman. Jadi kami harus melihat dulu, melakukan studi agar bisa membuat produk yang sesederhana mungkin,” ujarnya.

Kendati demikian Jahja mengatakan, pihaknya tak akan main-main. Agen LAKU PANDAI akan dipilih yang memiliki kemampuan, kredibilitas, reputasi, dan integritas serta dididik agar mampu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menabung secara rutin karena agen adalah ujung tombak di program tersebut.

Bank swasta nasional terbesar di Indonesia ini menargetkan 3 ribu agen LAKU PANDAI hingga akhir tahun 2015, terutama untuk melakukan penetrasi pasar keuangan di wilayah terpencil.

Jahja berharap BCA mendapat 19 juta hingga 20 juta yang bisa dijamah, di mana setiap agen nantinya dapat menangani sekitar 200 nasabah, setidaknya meningkat menjadi 32 ribu selama tiga-empat tahun mendatang.

Selain BCA, ada tiga bank lain yang akan meluncurkan Laku Pandai, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk (BTPN). (*)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.