Kamis, 25 April 24

Dukung Etnis Rohingya, Al-Qaida Ancam Serang Balik Myanmar

Dukung Etnis Rohingya, Al-Qaida Ancam Serang Balik Myanmar
* Khaled Umar Batarfi.

Obsessionnews.com – Insiden pembakaran, pembunuhan, dan pengusiran ribuan orang dari etnis Muslim Rohingya yang dikampanyekan tentara Myanmar menuai kecaman masyarakat dunia.

Teranyar, pemimpin senior Al-Qaida cabang Yaman, Dalam sebuah pesan video yang diluncurkan oleh media Al-Qaida, Malahem, Khaled Umar Batarfi meminta umat Islam di sejumlah tempat untuk mendukung saudara Muslim Rohingya.

Batarfi, yang dibebaskan dari penjara Yaman pada 2015 ketika Al-Qaida di Jazirah Arab (AQAP) merebut kota pelabuhan Mukalla, juga mendesak cabang Al-Qaida di India untuk melakukan serangan.

“Kerahkan semua untuk melancarkan jihad melawan mereka dan menangkis serangan mereka, dan jangan sampai mengecewakan saudara-saudara kita di Burma (Myanmar),” ujar Batari seperti dilansir Reuters, Sabtu (2/9/2017).

Hingga saat ini, menurut badan pengungsi PBB, UNHCR, lebih dari 60.000 etnis Muslim Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh dari Myanmar. Sementara 10 ribu orang lainnya saat ini diketahui terjebak di daerah tidak bertuan di antara kedua negara itu.

Diperkirakan lebih banyak orang menyeberangi perbatasan dibandingkan saat kemelut pada musim gugur tahun lalu, dimana lebih dari 70 ribu orang menyeberang.

Kondisi para pengungsi pun sangat memprihatinkan. Cadangan makanan, seperti biskuit berenergi tinggi, tidak cukup untuk makan semua pendatang baru. Kendala juga ditemui pada pengiriman beras bagi para pengungsi.

Sekitar 16 ribu pengungsi adalah anak usia sekolah dan lebih dari 5.000 berusia di bawah lima tahun yang memerlukan vaksin. Jumlah anak-anak tanpa pendamping dan terpisah sangat tinggi. Di antaranya banyak yang trauma dan kelaparan serta memerlukan makanan kering segera dan dukungan kejiwaan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di kabupaten Cox’s Bazar, Bangladesh, mengabarkan bahwa bahan untuk penampungan darurat, air bersih dan makanan, sangat dibutuhkan. Kepadatan pengungsi permukiman darurat menjadi masalah utama.

Seperti diketahui, insiden yang dialami sekitar 1,1 juta etnis Muslim Rohingya, Myanmar, menjadi kegagalan terbesar pemimpin Aung San Suu Kyi. Ketidakmampuannya mencegah insiden itu dituduh kritikus Barat sebagai kegagalan.

Pejabat Myanmar menuduh Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) membakar rumah-rumah. Kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas serangan terkoordinasi terhadap pos keamanan pekan lalu yang memicu bentrokan dan serangan balik militer yang besar. Namun warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh mengatakan bahwa tentara Myanmar melakukan kampanye pembakaran dan pembunuhan untuk mengusir mereka.

Etnis Muslim Rohingya ditolak kewarganegaraannya di Myanmar dan dianggap sebagai imigran ilegal, meski mengklaim memiliki nenek moyang yang berabad-abad lalu. Bangladesh, lokasi lebih dari 400 ribu warga Rohingya hidup sejak mereka mulai melarikan diri dari Myanmar pada 1990-an, juga bersikap semakin bermusuhan kepada kelompok minoritas itu. (Fath)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.