Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini berakhir makin tertekan ke Rp12.714 seiring terus terkoreksinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg hari ini ditutup pada level Rp12.714 per USD. Posisi tersebut terhempas 247 poin dibanding penutupan akhir pekan lalu di level Rp12.467 per USD.
Masih berdasarkan data Bloomberg, rupiah pagi tadi dibuka pada level Rp12.550 per USD. Adapun posisi rupiah terkuat di level Rp12.550 per USD dan terlemah di level Rp12.714 per USD.
Data Yahoofinance mencatat mata uang domestik pada level Rp12.741 per USD, dengan kisaran harian Rp12.626-Rp12.742 per USD. Posisi tersebut anjlok 278 poin dibanding posisi penutupan hari sebelumnya di Rp12.463 per uSD.
Data Limas menunjukkan bahwa rupiah hari ini Rp12.530 per USD. Posisi itu merosot 59 poin dibanding perdagangan sebelumnya di level Rp12.471 per USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp12.599 per USD. Posisi ini mterjungkal 167 poin dibanding posisi penutupan hari sebelumnya Rp12.432 per USD.
Head of Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti mengatakan, tertekannya rupiah karena terus menerunnya harga minyak dunia mendorong pelaku pasar memilih mengamankan portofolionya dengan memegang USD.
“Naiknya nilai tukar rupiah di pasar off shore, cenderung menghambat pergerakan rupiah,” ujarnya, Senin (15/12/2014).
Di samping itu, lanjut dia, makin dekatnya dengan akhir tahun terus memicu kenaikan terhadap permintaan USD dalam negeri untuk membayar utang dalam mata uang USD.
Sementara IHSG sore ini berakhir di zona merah karena ditekan aksi jual asing. IHSG merosot 52 poin atau 1,01% ke level 5.108,43.
Nilai transaksi di bursa Indonesia tercatat sebesar Rp4,94 triliun dengan 8,26 miliar saham diperdagangkan dan transaksi jual asing Rp887,46 miliar. Tercatat 94 saham naik, 242 saham melemah, dan 64 saham stagnan.