
Surabaya, Obsessionnews – Sejumlah nama mulai menguat untuk dijagokan memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2015-2020, meski proses pemilihan ketua umum lembaga kumpulan ulama, zuama’, cendekiawan muslim serta ormas-ormas Islam di Indonesia itu baru berlangsung, Rabu (26/8/2015) malam.
Berdasarkan sumber di arena Munas IX MUI, setidaknya ada dua nama yang dijagokan memimpin MUI yaitu Dr. KH Makruf Amin dari ormas NU dan Prof Din Syamsudin dari ormas Muhammadiyah yang notabene ketua umum MUI incumbent. Alasannya, kedua tokoh tersebut merupakan pimpinan ormas Islam yang besar di Indonesia.
“Keduanya sangat layak memimpin MUI karena masing-masing memiliki pengalaman cukup lama di MUI pusat, ” kata sumber yang enggan disebut identitasnya.
Sementara itu, Ketua Umum MUI Jatim, KH Abdusshomad Buchari mengatakan bahwa mekanisme pemilihan ketua umum MUI Pusat menggunakan formatur, yang terdiri dari 15-17 orang.
“Artinya peserta Munas hanya akan memilih anggota formatur dan ketua akan dipilih dari dan oleh tim formatur, ” katanya.
Sedangkan tim formatur terdiri dari 3 orang dari pengurus MUI pusat demisioner, 5 perwakilan ormas-ormas Islam khususnya dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, serta 9 perwakilan dari korwil atau daerah.
“Jawa Timur masuk korwil IV meliputi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, ” ungkapnya.
Di singgung soal kriteria calon ketua umum MUI pusat, labih lanjut kiai Abdusshomad menyatakan, mereka paling tidak memiliki wawasan keagamaan yang luas, peka terhadap problem sosial dan keumatan, amanah, sehat lahir dan batin serta berpengalaman di MUI.
“Di MUI tak ada tradisi menyebut nama, hanya saja ketua umum biasanya berasal dari ormas NU atau Muhammadiyah, ” imbuhnya.
Di singgung soal kesanggupan dirinya menjadi Ketua Umum MUI lima tahun mendatang, Ketua demisioner Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin tidak mengiyakan atau menolak.
“Saya tidak menjawab Ya atau Tidak. Tapi saya mengiyakan etika, jangan sampai ada persaingan. Saya sudah menyatakan, bahwa saya tidak siap untuk menjadikan MUI ini sebagai wadah perebutan persaiangan, itu fatal,” tandasnya. (GA Semeru)