Jakarta, Obsessionnews.com – Anggota Komisi VII DPR Ridwan Hisjam menyayangkan keberadaan Badan Geologi Kementerian ESDM karena terlalu lamban memberikan peringatan dini tentang gejala erupsi Gunung Semeru yang sewaktu-waktu bisa terjadi disebabkan proses alam.
Hal ini terlihat bahwa erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur informasinya terkesan mendadak. Tidak ada peringatan dini. Sehingga begitu bencana itu datang, banyak warga masyarakat yang berhamburan dan bahkan tidak bisa diselamatkan.
“Badan Geologi (Bageol) ini lambat untuk memberi tahu prediksi kapan bencana alam akan terjadi seperti erupsi Semeru. Itu kan kejadian masih siang, karena sebelumnya tidak ada peringatan dini banyak penambang pasir dan warga yang mati belum ditemukan terkubur lumpur dan abu vulkanik,” ujar Ridwan, Selasa (7/12/2021).
Bageol kata Ridwan harus bisa memprediksi kejadian alam di perut bumi. Ketika ada tanda-tanda bencana akan muncul, maka harus secepatnya Bageol memberikan informasi kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk selanjutnya disampaikan masyarakat.
“Bencana alam memang tidak bisa dicegah karena itu ketentuan alam, Tuhan yang mengatur. Tapi kita bisa mencegah agar bencana alam tidak banyak menimbulkan korban luka dan korban jiwa. Caranya bagaimana, yaitu kemampuan Bageol memprediksi kejadian alam di perut bumi,” terang Ridwan.
Anggota dari Dapil Malang ini agar Bageol mengevaluasi sistem kerjanya. Jangan sampai kejadian-kejadian bencana alam seperti tsunami, gunung meletus, gempa tidak bisa diprediksi lebih dini. Ridwan juga meminta agar UU Geologi segera dibuat agar Bageol punya kewenangan yang kuat dalam menjalankan tugasnya.
“Perlu segara UU Geologi ini dibuat, Indonesia itu wilayah yang rawan bencana karena ada cincin api. Jadi perlu ada penguatan tentang kebencanaan melalui UU Geologi,” jelasnya.
Sampai saat ini, DPR belum pernah melakukan pembahasan tentang UU Geologi. Ia berharap ini segara dibahas dan menjadi UU inisiatif pemerintah. (Albar)
