
Jakarta, Obsessionnews – Ketua Komisi III DPR RI Aziz Syamsuddin mengaku, pihaknya belum bisa memastikan apakah Ketua KPK Abraham Samad telah melanggar kode etik jabatan. Sebab, keterangan yang disampaikan oleh Pelaksana tugas (Plt) Sekjen PDI Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto dianggap belum jelas.
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR, Rabu (4/2/2015), Hasto membeberkan keterlibatan Abraham dalam permainan politik praktis pada saat Pilpres 2014. Namun katanya, bukti-bukti yang disampaikan masih terlalu sedikit. Hasto dianggap lebih banyak mengunakan analogi politik dibanding hukum untuk bisa membuktikan Abraham terlibat dalam permainan Pilpres.
“Saya pikir Hasto akan cerita gamblang. Apa yang disampaikan saudara Hasto kemarin di luar dugaan, apa yang diharapkan teman-teman dalam pleno Komisi III karena yang disampaikan Hasto tak meliputi rangkaian peristiwa hukum, hanya pamerkan foto,” ujarnya di DPR, Kamis (5/2/2015).
Untuk itu politisi Partai Golkar itu meminta kepada Hasto memperjelas kembali keteranganya, tentunya kata dia harus disertai dengan adanya bukti-bukti otentik, misalkan selain foto ada bukti percakapan antara Abraham dengan para tokoh politik yang tengah membicarakan keinginannya menjadi wakil presiden mendampingi Jokowi.
“Jadi kemarin keterangan Hasto baru 40 persen lah,” terangnya.
Aziz menjelaskan, dirinya meminta kepada Hasto untuk melengkapi bukti-bukti tersebut, lantaran ia tidak mau jika apa yang disampaikan Hasto sebenarnya hanya bertujuan untuk menjatuhkan integritas pimpinan KPK. Begitu pun sebaliknya, seolah-olah ingin meninggikan Polri dibanding KPK. Karena Hasto mengatakan, penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka ada kaitnya dengan gagalnya Abraham menjadi Wapres.
“Kalau pernyataan Hasto tidak benar dan mendegradasi KPK, kami harus menjaga KPK sebagai institusi hukum, begitu juga kepolisian dan kejaksaan,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada pertemuan dengan Komisi III Hasto mengatakan, Abraham tidak hanya pernah bertemu dengan Tjahjo Kumolo Sekjen PDI-P saat itu, tapi juga pernah melakukan pertemuan dengan mantan Kepala BIN Hendropriyono dan juga mantan Deputi Tim Transisi Andi Widjojanto. (Albar)