Sabtu, 25 Maret 23

DPD Desak Evaluasi Kebijakan Ekonomi Liberal

DPD Desak Evaluasi Kebijakan Ekonomi Liberal

Jakarta, Obsessionnews – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Farouk Muhammad mendesak Pemerintah untuk mengevaluasi berbagai kebijakan ekonominya yang condong ke arah ekonomi liberal, sebab berpotensi menimbulkan gejolak sosial. Semisal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tarif dasar listrik (TDL), serta harga elpiji 12 kg dan 3 kg sebagai sikap Pemerintah yang menetapkan harga sepenuhnya kepada mekanisme pasar.

“Kenaikan harga BBM, TDL, dan elpiji sebagai efek penyerahan harga kepada pasar. Sikap Pemerintah ini mendesak dievaluasi,” tegas Farouk dalam Sidang Paripurna DPD di Gedung Nusantara V Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (17/4/2015).

Farouk mencatat sejumlah masalah di tengah masyarakat yang berdampak sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang signifikan mengganggu tatanan dan stabilitas sebagai rangkaian akhir agenda Sidang Paripurna DPD sebelum para senator melaksanakan tugasnya di daerah.

Menurutnya, sikap Pemerintah tersebut mendesak dievaluasi, karena kebijakannya tersebut justru menimbulkan instabilitas harga kebutuhan pokok. Selain itu, penyerahan harga BBM, TDL, dan elpiji kepada mekanisme pasar malah menandakan bahwa kebijakan ekonomi Pemerintah bergeser ke arah ekonomi liberal.

Baginya, Pemerintah bertanggung jawab untuk menentukan harga BBM, TDL, dan elpiji karena menyangkut hajat hidup orang kebanyakan. Farouk menekankan, “DPD mendesak Pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan ekonomi yang prorakyat,” tandas Senator asal NTB ini

“Kebijakan Pemerintah yang sekarang ikut serta memberi kontribusi terhadap terkoreksinya nilai rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dollar,” tambahnya.

Menurut Farouk, kondisi ini juga menurunkan nilai ekspor Indonesia karena Badan Pusat Statistik (BPS) mendata penurunan 11,67% nilai ekspor Indonesia ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. Masih di dominasinya bahan mentah sebagai komoditas utama ekspor Indonesia juga menjadi penyebab.

Selain prorakyat, kebijakan ekonominya juga prodaerah. Di antaranya, Pemerintah mendorong perkembangan pusat-pusat ekonomi baru di daerah, terutama di pulau-pulau terdepan. Sebab, pertumbuhan pusat ekonomi baru tersebut memangkas biaya distribusi barang yang menjadi salah satu penyebab kenaikan harga barang di daerah.

“Selain itu, kebijakan ekonomi yang prodaerah malah meningkatkan ketahanan ekonomi nasional, karena makin meratanya kemampuan ekonomi di daerah,” jelasnya. (Asma)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.