Semarang, Obsessionnews – Tren lemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD yang hampir menembus angka Rp 14 ribu berbuah terjadinya krisis ekonomi di Indonesia. Prediksi tersebut dikhawatirkan akan terjadi, bila Amerika Serikat menaikkan suku bunga.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Tengah-DIY Santoso Wibowo mengakui jatuhnya nilai rupiahdapat menimbulkan kekhawatiran akan terulangnya krisis moneter.
“Tapi kita musti harus yakin, bahwa pertumbuhan ekonomi kita terus berkembang sampai kwartal tiga-empat. Ini memang persoalan ekonomi makro,” ujar dia saat pembukaan Expo IB Vaganza di Mall Ciputra Semarang, Kamis (20/8/2015).
Sekarang, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai hingga 5 persen dibandingkan negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Apabila suku bunga kedua negara tersebut tidak dinaikkan, pihaknya melihat nilai rupiah perlahan namun pasti akan tumbuh.
Disisi lain, kenaikan nilai tukar rupiah bakal berdampak positif pula pada ekspotis. Sebab, bagi perusahaan eksportir, mereka memperoleh keuntungan valuta asing. “Sentimen negatif justru akan berdampak pada pelaku usaha importir,” imbuh dia. (Yusuf IH)
