
Jenderal (Purn) H. Djoko Santoso (ist).
Rudi
Jakarta-Jenderal (Purn) H. Djoko Santoso merasa sangat prihatin dengan semakin tergerusnya kultur bangsa dalam berbagai aspek. Sementara, budaya Barat, yang dipromosikan media dan teknologi internet semakin merasuk ke dalam kehidupan masyarakat dan berpotensi menggerus nasionalisme bangsa, khususnya kaum muda.
“Budaya barat yang diserap masyarakat kita sekarang, didukung gencarnya promosi media elektronika dan internet, sangat berpotensi menggerus budaya dan melemahkan rasa nasionalisme bangsa Indonesia,” kata Djoko Santoso, Ketua Dewan Pembina Gerakan Indonesia Asa kepada Antara ketika membuka acara seminar nasional ‘Nasionalisme Kultural’ di Jakarta, Kamis (4/7).
Seminar yang diselenggarakan Lembaga Indonesia Asa itu dihadiri sejumlah tokoh seperti Prof. Muladi, mantan Menteri Hukum dan HAM, dan menghadirkan pembicara-pembicara Dr. Anhar Gonggong, Prof. Djoko Suryo dan budayawan Radhar Panca Dahana.
Mantan Panglima TNI ini berpendapat sudah saatnya kini jiwa nasionalisme bangsa dipompa kembali (up grade). Nasionalisme bangsa Indonesia sudah buram, tak jelas lagi, mana yang merah dan mana yang putih sehingga rakyat tak lagi berani menepuk dada mengakui kebesaran Indonesia sebagai bangsa yang sesungguhnya besar ini.
Pada sisi lain, Djoko Santoso melihat pula sumber keprihatinan besar lainnya, sektor ekonomi yang semakin hari semakin jauh dari apa yang dicita-citakan dulu sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 33. “Perekonomian kita belum memenuhi rasa keadilan, kesejahteraan dan keamanan,” katanya.
Lembaga Indonesia Asa, yang dideklarasikan di Jakarta pada 20 Mei 2013, bertujuan sebagai gerakan pengusung kembali penegakkan kedaulatan, keadilan, kesejahteraan dan keamanan bagi bangsa. Sejak dideklarasikan, gerakan ini sudah memiliki perwakilan di sejumlah daerah. (*)