
Hampir 400 orang Muslim Rohingya meninggal dunia dalam kejahatan terbaru pasukan militer Myanmar terhadap kelompok minoritas itu.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (1/9/2017), sekitar 38.000 Muslim Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh dari Myanmar menyusul digelarnya operasi militer di Provinsi Rakhine.
“Pada 31 Agustus, 38.000 orang diperkirakan telah melintasi perbatasan menuju Bangladesh,” kata sejumlah sumber pada hari Jumat.
Operasi penumpasan militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya di Rakhine telah dimulai sejak 10 hari lalu dan masih terus berlanjut.
Sejak tahun 2012, Provinsi Rakhine selalu menyaksikan serangan militer Myanmar dan ekstrimis Budha terhadap warga Muslim Rohingya. Serangan itu membuat banyak orang Muslim meninggal dunia dan puluhan ribu lainnya mengungsi.
Sekitar 500.000 Muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh sejak dekade 1970-an.

Dikejar Terus, 20 Muslim Meninggal Dunia
Aparat Bangladesh menemukan 20 jenazah dari komunitas Rohingya yang tenggelam saat berupaya kabur dari Negara Bagian Rakhine di Myanmar.
Dari 20 jenazah tersebut, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak.
Sebanyak 20 pengungsi Muslim Rohingya meninggal dunia setelah kapal yang mereka tumpangi tenggelam di sebuah sungai perbatasan di tenggara Bangladesh.
Seperti dilansir Xinhua, Kamis (31/8/2017), petugas kepolisian Bangladesh mengatakan sejauh ini belum ada informasi pasti tentang jumlah penumpang di kapal tersebut.
Kapal itu tenggelam di sebuah sungai antara perbatasan Myanmar dan Bangladesh pada hari Rabu.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan bahwa lebih dari 18.000 Muslim Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh dari Rakhine, Myanmar di tengah gelombang kekerasan baru di wilayah tersebut sejak 25 Agustus.
Sejak Jumat lalu sampai sekarang, sedikitnya 92 Muslim Rohingya meninggal dunia dalam operasi militer Myanmar di Rakhine.
Sejumlah sumber mengatakan, ribuan Muslim Rohingya dari Myanmar – kebanyakan wanita, anak-anak dan orang tua – masih menunggu di sepanjang perbatasan tenggara Bangladesh untuk memasuki wilayah negara itu. (ParsToday)