Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Dirut BTN Maryono Terpilih Sebagai ‘Best CEO BUMN’ di Ajang Obsession Awards 2017

Dirut BTN Maryono Terpilih Sebagai ‘Best CEO BUMN’ di Ajang Obsession Awards 2017
* Direktur Utama Bank BTN Maryono.

Dialah sosok yang sukses mengawal PT Bank Tabungan Negara (Bank BTN) Tbk. bertransformasi dan naik kelas. Melalui transformasi bisnis, infrastruktur, dan human capital (SDM), Bank BTN semakin mendekati world class company. Komitmen teguh bank berkode emiten BBTN ini dalam mendukung penuh program pemerintah pun layak mendapat apresiasi tinggi.

Sejak beberapa tahun lalu, Bank BTN ini telah melakukan transformasi. Di bawah nakhoda Maryono, Sang Direktur Utama Bank BTN, perseroan telah mencanangkan roadmap transformasi yang bertujuan meningkatkan dominasi Bank BTN di sektor pembiayaan perumahan dan menjadikan sebagai bank terdepan dengan layanan kualitas dunia.

Maryono mengungkapkan untuk transformasi bisnis perbankan ada tiga periode yang dilakukan. Pertama, tahapan survival periods yang sudah dilalui pada 2013-2015. Tahapan kedua digital banking periods yang sejak 2015 telah dijalankan.

Terakhir, tahapan global-playership periods untuk menghadapi persaingan global. Maryono mengungkapkan, untuk transformasi infrastruktur, Bank BTN akan mengembangkan layanan digital banking untuk lebih mempermudah pelayanan kepada nasabah. Penerapan layanan digital banking telah dilakukan BTN pada tahun lalu dengan membuka gerai smart branch.

Untuk transformasi people atau human capital dimaksudkan perseroan agar proses kredit yang dilakukan Bank BTN bisa lebih cepat. Selain itu, SDM Bank BTN juga harus mengedepankan good corporate governance (GCG), sehingga proses transformasi yang dilakukan perseroan bisa berjalan lancar.

“Sebagai komitmen melaksanakan Program Sejuta Rumah, kami juga menerapkan program 5 Siap, yakni siap dari aspek SDM, siap teknologi, siap proses bisnis, siap pendanaan dan suplai rumah,” tegas Maryono.

Menurut Maryono, transformasi yang dilakukan tersebut harus diakui telah membuat kinerja perseroan cemerlang dan membuat Bank BTN naik ke kelas yang lebih baik.

Berkat dedikasi Maryono, pada Rapat Umum Pemegang Saham tahunan (RPUST) Bank BTN, yang digelar di Menara BTN pada 17 Maret lalu, ia kembali ditunjuk sebagai Direktur Utama bank berplat merah itu.

Bank BTN sukses memainkan perannya sebagai pemain utama dalam pembiayaan perumahan nasional. Di tengah kelesuan sektor properti pada 2016, Bank BTN pun tetap berhasil menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) dalam rangka program Sejuta Rumah. Rinciannya yakni penyaluran KPR ( mortgage disbursed) untuk 209.395 unit dan dukungan konstruksi untuk 386.171 unit.

Total jenderal, ada 595.566 unit rumah yang dibiayai Bank BTN dalam memenuhi program Sejuta Rumah ini atau setara Rp63,99 triliun. Realisasi ini pun tercatat sudah melebihi target perseroan yang sebesar 570.000 unit.

Kinerja BTN terbukti  juga sangat membantu pertumbuhan ekonomi di tahun 2016, mengingat turunan sektor properti berpengaruh ke sekitar 170 sektor ekonomi lainnya. Dari sisi laba misalnya, Bank BTN berhasil meraup laba bersih senilai Rp 2,61 triliun pada Desember 2016. Nilai tersebut naik sekitar 41,49% secara tahunan ( year on year- yoy) dari perolehan laba bersih pada tahun sebelumnya senilai Rp 1,85 triliun.

Maryono menuturkan pencapaian positif tersebut ditopang kinerja penyaluran kredit dan penghimpunan simpanan yang mencatatkan pertumbuhan di atas rata-rata industri. Raihan positif laba bersih Bank BTN juga diikuti kualitas aset yang terus membaik.

Adapun, penyaluran kredit Bank BTN telah mencatatkan kenaikan sebesar 18,34% yoy dari triliun pada akhir 2015 menjadi Rp 164,44 triliun di Desember 2016. Posisi pertumbuhan tersebut berada di atas rata-rata industri. Pasalnya, Bank Indonesia dalam Statistik Perbankan Indonesia merekam, kredit perbankan nasional hanya naik 8% yoy pada Desember 2016.

Kredit di sektor perumahan pun tercatat menjadi penyokong utama kenaikan pinjaman di Bank BTN. Kredit yang menempati 89,97% porsi pinjaman di Bank BTN ini, naik 18,43% yoy dari Rp 124,92 triliun di akhir 2015 menjadi Rp 147,94 triliun di periode yang sama tahun lalu.

Kemudian, pertumbuhan terbesar di segmen ini berasal dari KPR subsidi yang naik 30,57% yoy dari Rp 43,52 triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp 56,83 triliun di Desember 2016.

Pertumbuhan penyaluran kredit yang positif tersebut juga turut mengerek naik nilai aset BBTN. Per akhir tahun lalu, aset Bank Bank BTN tumbuh 24,66% yoy dari Rp 171,8 triliun menjadi Rp 214,16 triliun. Dengan posisi tersebut, BBTN juga tercatat menjadi bank dengan aset terbesar ke-6 ( bank only) di Indonesia.

“Dengan kinerja sangat baik ini sudah dipastikan akan sangat berpengaruh nilai kapitalisasi bank BTN di pasar modal serta pada nilai jual saham Bank BTN yang meningkat di tahun 2017,” tegas Maryono.

Menteri BUMN tahun depan konon memberikan target khusus kepada Bank BTN, yakni agar bisa menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebanyak 750.000 unit rumah per tahun pada 2018 mendatang. “Dengan kinerja positif Bank BTN, tentu saja investor akan sangat tertarik berinvestasi pada saham Bank BTN di pasar modal. Maryono optimis target itu akan dapat dicapai perseroan.

Ditambah dengan adanya program tax amnesty dan repatriasi modal dari luar negeri, tentu saja WNI pemilik modal di luar negeri akan sangat tertarik untuk berinvestasi pada saham-saham Bank BTN dan surat-surat berharga yang diterbitkan perusahaan tersebut, tambah Maryono meyakinkan.

Untuk tahun 2017 ini Maryono menyatakan optimistis dapat melanjutkan kinerja yang positif tersebut. Kondisi ekonomi yang mulai menunjukkan geliat positif serta berbagai kebijakan pemerintah dan regulator yang mendukung perkembangan sektor properti, disebutnya merupakan alasan dibalik optimisme tersebut. Menurutnya Bank BTN masih akan tetap mengandalkan sektor perumahan sebagai fokus utama bisnis perseroan.

Adapun, pada tahun ayam api ini, Bank BTN menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan (syariah) sebesar 21-23%. Maryono mengungkapkan optimisme mencapai target tersebut ditopang anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang meningkat pada tahun ini, yakni menjadi Rp19 triliun baik dana FLPP, subsidi bunga, maupun uang muka.

Selain itu, pada tahun ini perseroan juga menambah segmen pembiayaan. “Tahun ini, kami telah meluncurkan KPR mikro sehingga kinerja penyaluran kredit diyakini akan naik pula,” jelasnya.

Sejalan dengan pertumbuhan target penyaluran kredit dan pembiayaan, Bank BTN mematok target pertumbuhan aset di tahun ini sebesar 20-22%. Sementara itu total DPK diharapkan meningkat sebesar 22-24%. “Untuk laba bersih, kami targetkan di tahun 2017 ini akan mampu meningkat di atas 20%,” pungkas Maryono.

Kinerjanya yang apik tersebut mengantarkan Maryono terpilih “Best CEO BUMN 2017” dalam ajang Obsession Awards 2017. Acara tersebut digelar di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (30/3/2017).  (Giattri F.P)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.