Sabtu, 3 Juni 23

Dipecat, Ranieri Ikuti Nasib Miris Dua Pelatih Asal Italia

Dipecat, Ranieri Ikuti Nasib Miris Dua Pelatih Asal Italia
* Secara mengejutkan Caludio Ranieri dipecat klubnya, Leicester City.

Obsessionnews.com – Kabar dipecatnya Claudio Ranieri oleh manajemen Leicester City, Jumat dini hari (24/2/2017), menghentak publik sepak bola. Pasalnya, the Thinkerman menjadi faktor paling penting yang membuat the Foxes juara Liga Primer musim lalu.

Gelar itu menjadi trofi paling prestisius klub selama 132 tahun. Tak heran jika Ranieri tercatat sebagai salah satu pelatih tersukses sepanjang sejarah klub maupun Eropa, dimana ia menyabet predikat pelatih terbaik versi FIFA 2016.

Sejumlah pelatih dan legenda sepak bola ramai-ramai menyatakan simpatinya kepada Ranieri.

“Klub tidak ada rasa terima kasih kepada Ranieri. Dialah pelatih yang menciptakan tim ini dan telah merebut gelar tahun lalu. Klub manapun ada kemungkinan jatuh ke degradasi. Hubungan ini sangat tidak pantas untuk dibandingkan antara gelar juara dan degradasi,” kata pelatih AS Roma, Luciano Spalletti seperti dikutip Soccerway, Jumat (24/2/2017).

Pelatih Manchester United, Jose Mourinho, pun mengunggah simpatinya melalui Instagram.

“Juara Inggris dan Pelatih Terbaik FIFA Tahun Ini dipecat. Begitulah sepak bola modern, Claudio,” tulis Mourinho.

Sebelumnya, legenda sepak bola Inggris Gary Lineker juga mengecam keputusan pemecatan Ranieri. Lineker menyebut pemecatan ini sebagai tindakan yang tak termaafkan.

“Setelah apa yang Claudio Ranieri berikan untuk Leicester, memecatnya sekarang sungguh tak bisa dijelaskan, tak termaafkan, dan sangat menyedihkan. Grazie Mille per tutti (terima kasih banyak untuk semuanya), Claudio!” cuit Lineker di akun twitternya.

Keputusan manajemen the Foxes memecat Ranieri diyakini berkaitan dengan rentetan hasil buruk yang dialami Mahrez Cs.

Dari 25 pertandingan di Liga Inggris yang dilakoni musim ini, the Foxes mencatat 5 kali menang, 6 kali seri, dan 14 kali kalah. Hasil tersebut membuat klub yang bermarkas di King Power itu berada hanya satu level di atas zona degradasi. Terakhir, the Foxes juga harus mengakui keunggulan Sevilla di Liga Champions Eropa.

 

Ranieri Tak Sendiri

Nyatanya, Ranieri tak sendiri melakoni ‘drama’ yang berjudul hampir sama. Liga Inggris yang dikenal sebagai liga yang doyan mempertahankan pelatih dalam waktu lama, rupanya, tak berlaku bagi pelatih asal Italia.

Faktanya, ada dua pembesut klub asa Italia yang mengalami nasib serupa dengan Ranieri. Siapa saja mereka?

 

Roberto Di Matteo. Nama ini melegenda saat membawa Chelsea sukses menggondol ‘Si Kuping Besar’ setelah meraih kemenangan atas Bayern Munich lewat adu penalti di partai puncak Liga Champions 2011-2012.

Di Matteo juga sukses mengantar the Blues menjuarai Piala FA pada musim yang sama dengan menundukkan Liverpool di partai final.

Hanya saja, rangkaian hasil buruk yang didapat John Terry dkk di awal musim berikutnya membuatnya didepak dari kursi pelatih Chelsea. Puncaknya adalah saat the Blues mengalami kekalahan telak dari Juventus dan peluang lolos ke fase gugur Liga Champions makin menipis.

Karir Roberto Di Matteo bersama Chelsea memang tidak panjang. Ia hanya menjabat sebagai manajer selama kurang lebih delapan bulan di Stamford Bridge. Namun bagi fans the Blues, Di Matteo sudah pasti menjadi caretaker legendaris yang akan selalu dikenang.

 

Roberto Mancini. Pemecatan terhadap Mancini terjadi tepat setahun setelah dia mengantar Manchester City menjadi juara musim 2011-2012. Seperti Ranieri, kabar dipecatnya Mancini mengejutkan banyak pihak. Mancini kadung dianggap sebagai motor kebangkitan City usai merengkuh trofi Liga Inggris dalam kurun waktu 44 tahun.

Pemecatan Mancini diyakini karena prestasinya yang jeblok. Di bawah besutannya, City gagal total di Piala Champions karena langsung tersisih di babak penyisihan. Di Liga Inggris mahkota juara juga gagal mereka pertahankan dan diambil alih oleh Manchester United.

Dan yang paling membuat berang manajemen City saat itu adalah ketika City tak berkutik saat bermain melawan Wigan Atheltic di final piala FA. Melawan ‘tim anak bawang’ yang tengah berusaha lolos dari degradasi itu City menyerah 0-1. (Fath)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.