
Lhokseumawe, Obsessionnews – Disaat harga beras yang sedang mengalami kenaikan baru-baru ini, Presiden Jokowi mengakui didesak sejumlah pihak agar mengambil langkah impor supaya bisa mengatasi gejolak harga di dalam negeri. Namun, permintaan tersebut ditolak olehnya.
“Kalau mau gampang menyelesaikan memang dengan impor, tapi saya tahan untuk tidak impor meski ada desakan dari sana-sini,” ujar Jokowi meresmikan pembangunan Waduk Keureutoe di Aceh Utara, NAD, Senin (9/3/2015).
Setelah mengecek gudang Bulog ternyata cadangan beras yang tersimpan di sana masih cukup aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga presiden menyatakan pemerintah tidak perlu mengimpor dari luar negeri.
“Setelah mengecek gudang Bulog, saya mendapatkan adanya cadangan beras sebanyak 1,7 juta ton,” katanya.
Ia mengakui beberapa waktu lalu memang ada gejolak harga beras, di mana harga beras mengalami kenaikan yang tidak wajar. Namun setelah melakukan langkah dengan melepas cadangan beras dari gudang Bulog perlahan harga sudah mulai turun.
“Pertengahan bulan lalu, stok di Bulog dilepas sebanyak 400.000 ton. Selain itu, pertengahan Maret juga akan mulai musim panen,” ucap mantan Walikota Solo itu.
Kepala Negara optimis Indonesia akan mencapai terget swasembada pangan pada 2018 mendatang. Berbagai persiapan sudah dilakukan mulai dari memberikan bantuan traktor kepada petani, distribusi pupuk yang merata, pembangunan waduk serta irigasi bagi persawahan.
“Oleh karena itu, kita tahan jangan impor. Memang untuk melakukan sesuatu hal yang sudah terbiasa berpuluh-puluh tahun pasti ada resiko-resiko yang harus kita terima, dan itu saya terima,” lanjut presiden. (Has)