Jumat, 19 April 24

Didesak Aksi Demo, Presiden Irak Mundur!

Didesak Aksi Demo, Presiden Irak Mundur!
* Presiden Irak Barham Salih. (Getty Images)

Presiden Irak Barham Saleh mengundurkan diri karena protes keras anti-pemerintah selama berminggu-minggu tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Barham Salih mengundurkan diri, Kamis (26/12/2019), setelah menolak untuk menunjuk calon blok parlemen yang didukung Iran untuk perdana menteri, dengan mengatakan ia lebih suka mengundurkan diri daripada menunjuk seseorang pada posisi yang akan ditolak oleh pengunjuk rasa.

Salih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa karena konstitusi tidak memberinya hak untuk menolak calon untuk jabatan perdana menteri, ia siap untuk mengajukan pengunduran dirinya ke parlemen.

Protes massa telah mencengkeram Irak sejak 1 Oktober dan pengunjuk rasa menuntut perbaikan sistem politik yang mereka lihat sangat korup dan membuat sebagian besar rakyat Irak dalam kemiskinan.

Sebelumnya, Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi mengundurkan diri bulan lalu, ketika protes berkobar atas korupsi pemerintah, kemiskinan rakyat, layanan yang buruk dan pengaruh politik Iran.

Presiden dipaksa ke arah yang berlawanan oleh para politisi yang ingin dia menunjuk seorang perdana menteri dari kepentingan mereka dan ditolak oleh para demonstran.

Demonstrans protes anti pemerintah di Irak. (thenational/AP)

Para pengunjuk rasa menolak satu calon, dan Saleh menolak pencalonan yang kedua, Assad Al-Edani dari blok politik Al-Binaa. Dalam sepucuk surat kepada pembicara parlemen Irak pada hari Kamis, Presiden Irak mengatakan perdana menteri yang baru haruslah seseorang yang dapat mempersatukan daripada memecah belah bangsa.

“Karena keinginan untuk menyelamatkan darah dan menjaga perdamaian sipil, saya minta maaf karena tidak menunjuk perdana menteri Edani. Saya siap untuk menyerahkan pengunduran diri saya ke parlemen,” kata Barham Salah dalam suratnya

Sekitar 500 orang tewas dan lebih dari 20.000 lainnya cedera dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa sejak 1 Oktober, menurut Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Irak yang independen. (time/ynetnews)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.