Selasa, 16 April 24

Dicurangi Wasit Malaysia, Atlet Tenis Meja Ini Indonesia Pernah WO

Dicurangi Wasit Malaysia, Atlet Tenis Meja Ini Indonesia Pernah WO
* Rossy Pratiwi Dipoyanti Syechabubakar. (Foto Wikipedia)

Jakarta, Obsessionnews.com – Tim sepak takraw putri Indonesia memilih walk out (WO) di babak kedua kontra tuan rumah di SEA Games ke-29 di Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam pertandingan babak round robin pada Minggu, 20 Agustus 2017 itu, wasit Muhammad Radi asal Singapura mengeluarkan keputusan yang merugikan tim Indonesia.

Wasit beberapa kali membatalkan dan menilai foul servis tim Indonesia. Setelah protes tak digubris, tim Indonesia memutuskan WO padahal tengah memimpin 16-10 di babak kedua. Atlet takraw putri Indonesia pun berurai air mata karena kecewa.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi yang menyaksikan laga di Titiwangsa Indoor Stadium, Kuala Lumpur itu, berusaha menenangkan para pemain. Imam juga menyayangkan tindakan wasit yang berlaku tidak adil terhadap pemain Indonesia.

Bicara soal ketidakadilan wasit bukan kali pertama terjadi. Pada SEA Games ke-15 di Kuala Lumpur, Malaysia, 5tahun 1989. Atlet tenis meja Indonesia dari nomor tunggal putri, Rossy Pratiwi Dipoyanti Syechabubakar, memilih Workout atau WO di final melawan atlet Malaysia Leong Mee Wan pada 25 Agustus 1989.

Padahal, saat itu, Rossy sudah merebut set pertama dengan skor tipis 17-16. Tapi di set kedua, Rossy dirugikan oleh keputusan wasit Goh Kun Tee asal Malaysia. Karena keputusan wasit itu, Rossy memilih keluar dari permainan.

“Saat bola pengembalian Mee Wan jatuh di sisi kanannya, Rossy melancarkan forehand drive. Bola berkelebat menyentuh tepi meja sebelum jatuh. Wasit mengangkat tangan kanan memberi angka kepada Mee Wan,” ujar Manajer Tim RM Nuryanto, dalam koran Kompas, pada 26 Agustus 1989, seperti dikutip dari Historia, Minggu (18/11/2018).

Ofisial tim Indonesia protes keras. Namun, wasit tetap pada keputusannya. Rossy yang terpukul dan menangis didekap pelatihnya, Diana Wuisan. “Sudahlah kita pulang saja kalau begitu. Sebagai manajer tim, saya katakan kita dirampok,” lanjut RM Nuryanto.

Ketua Olympic Council of Malaysia (Dewan Olimpiade Malaysia) Hamzah Abu Samah justru mengecam aksi WO tim tenis meja Indonesia. Dia menilai tindakan itu merusak tujuan SEA Games yang bersemangat persahabatan antarnegara di Asia Tenggara.

Wasit kehormatan Yap Yong Yih melaporkan kejadian itu kepada panitia penyelenggara SEA Games. Goh mengubah keputusannya setelah berdiskusi dengan asisten wasit Cyril Sen. Namun, Rossy dan ofisial tim sudah keburu meninggalkan pertandingan.

Alhasil, Leong Mee Wan tetap diputuskan mendapat emas, sedangkan Rossy mendapat medali perak. Kendati demikian, dia menyabet dua emas untuk beregu dan double, serta satu perunggu untuk mic double.

Rossy bisa dibilang ratunya tenis meja Asia Tenggara. Dia tampil di SEA Games sejak 1987 sampai 2001 dengan merebut 13 emas, kecuali SEA Games 1999 dan 2001. Selain SEA Games, dia juga berlaga di Asian Games, kejuaraan dunia, dan Olimpiade. Di tingkat nasional, dia tampil di Pekan Olahraga Nasional.

Setelah pensiun, Rossy menjadi pelatih tim nasional tenis meja putri SEA Games 2011 dan tim nasional tenis meja prakualifikasi Olimpiade di Bangkok, Thailand, tahun 2012. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.