
Kisruh wanita yang jadi bintang petenis top dunia Peng Shuai ‘raib’ diculik setelah ungkap ia dipaksa berhubungan seks oleh eks wakil Perdana Menteri (PM) China semakin serius. Atas kasus memalukan yang dilakukan elite Partai Komunis China tersebut, Asosiasi Tenis Perempuan (WTA) pun mengancam batalkan turnamen di China.
Kegaduhan seputar keberadaan bintang tenis China, Peng Shuai semakin serius ketika WTA mengatakan pihaknya siap membatalkan turnamen-turnamen di China jika tidak mendapat bukti bahwa ia benar-benar baik-baik saja.
Ketua WTA Steve Simon mengatakan asosiasi siap kehilangan puluhan juta dolar karena masalah seputar Peng itu lebih besar dibanding urusan bisnis.
Ditambahkan Simon, WTA harus menuntut keadilan dan tidak bisa berkompromi. “Perempuan perlu dihargai dan tidak disensor,” katanya kepada media Amerika Serikat.
Petenis itu belum diketahui keberadaannya sejak dua pekan lalu setelah melayangkan tuduhan bahwa dirinya “dipaksa” berhubungan seks dengan mantan Wakil Perdana Menteri China, Zhang Gaoli.
Namun, dalam email terbaru yang dirilis media CGTN, Peng disebut menulis tuduhan-tuduhan itu “tidak benar”.
Email itu juga mengklaim Peng tidak hilang atau dalam kondisi tidak aman. “Saya hanya beristirahat di rumah dan semuanya baik-baik saja.”
BBC tidak bisa memverifikasi email tersebut. China sejauh ini enggan membicarakan tuduhan yang dilontarkan Peng. Pada Kamis (18/11/2021), juru bicara Kementerian Luar Negeri, Zhao Lijian, mengaku tidak mengetahui kasus itu.
“Apakah ada pertanyaan lain tentang Peng Shuai? Silakan ajukan semua pertanyaan secara bersamaan. Jawaban saya sangat sederhana: ini bukan urusan luar negeri. Dan saya tidak tahu situasi terkait yang Anda sebutkan itu,” tegasnya dalam jumpa pers mingguan di Beijing.
Steve Simon, dalam tanggapan sebelumnya meragukan kebenaran isi email yang disebut media China berasal dari petenis perempuan tersebut.
“Saya sulit mempercayai bahwa Peng Shuai benar-benar menulis email yang kami terima atau meyakini apa yang disangkutkan padanya,” kata Simon melalui pernyataan resmi.
Simon bukan satu-satunya orang yang mengira demikian.
Banyak warganet juga meragukan keaslian email itu. Mereka mempertanyakan kursor mengetik sebagaimana terlihat pada tangkapan layar email yang dirilis CGTN.
Dipaksa berhubungan seks
Peng Shuai, mantan petenis ganda putri nomor satu dunia, belum terdengar lagi sejak mengunggah tuduhan terhadap eks Wakil PM China Zhang Gaoli melalui media sosial Weibo pada awal November 2021.
Dia mengklaim dirinya “dipaksa” berhubungan seks oleh Zhang, yang menjabat sebagai Wakil PM antara 2013 dan 2018. Di samping itu, Zhang dikenal sebagai sekutu dekat pemimpin China, Xi Jinping.
Sejak Peng raib, WTA dan sejumlah orang berpengaruh dalam olahraga tenis, semakin vokal bersuara.
Awal pekan ini, petenis putra nomor satu dunia, Novak Djokovic, angkat bicara. Petenis Serbia itu berharap Peng dalam keadaan aman seraya menambahkan bahwa dirinya masih terkejut.
Adapun petenis putri asal Jepang, Naomi Osaka, mengaku khawatir dengan nasib Peng.
Serena Williams dan Kim Clijsters juga turur menyuarakan harapan agar Peng segera ditemukan dalam kondisi baik.
Menurut Ketua WTA, Steve Simon, “WTA dan seluruh dunia perlu bukti independen dan bisa dibuktikan bahwa dia [Peng] aman.”
Simon juga menambahkan, tuduhan yang dilayangkan Peng harus diselidiki “dengan transparansi penuh dan tanpa sensor”.
Email dirilis media China
Peng adalah atlet terkemuka di China dalam olahraga tenis. Petenis berusia 35 tahun itu pernah memenangi dua gelar Grand Slam di Wimbledon pada 2013 dan Prancis Terbuka pada 2014 bersama petenis Taiwan, Hsieh Su-wei.
Selama kariernya, Peng menjadi komponen kunci dalam pengaruh soft power Partai China.
Karena itu, tuduhan Peng menjadi insiden paling dahsyat dalam gerakan #MeToo di China. Insiden ini muncul beberapa bulan sebelum China menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin.
Setelah sosok Peng tidak pernah terlihat dalam beberapa pekan, media CGTN yang dikendalikan pemerintah China mendadak merilis tangkapan layar email berikut kursor mengetik.
Semua hal ini menimbulkan kecurigaan mengenai keaslian email tersebut.
Tidak ada media di China, kecuali CGTN, yang merilis email tersebut.
Orang-orang terkemuka di China pernah menghilang dari sorotan publik.
Kadangkala yang hilang adalah miliarder, tapi atlet terbilang jarang. (Red)
Sumber: BBC News