
Jakarta, Obsessionnews – Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens menilai, pernyataan Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI-P Junimart Girsang yang bernuansa merendahkan Ketua Tim Independen (Tim 9) Buya Sjafi’i Ma’arif adalah adalah bentuk ketidaksantunan berpolitik.
“Girsang mungkin saja berkepentingan dengan mempertahankan BG (Budi Gunawan) sebagai calon tunggal Kapolri sehingga tidak menyukai pernyataan Buya yang memastikan Jokowi tak akan melantik BG, tapi reaksi Girsang harus tetap bijak,” tegas Boni Hargens melalui pesan BBM-nya kepada Obsessionnews, Kamis (5/2/2015).
“Bagaimanapun Buya adalah tokoh bangsa. Beliau sudah makan banyak garam dalam perjuangan membangun peradaban bangsa ini. Kita tidak bisa seenaknya merendahkan hanya karena kepentingan kita terganggu,” tandas Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) ini.
Soal BG, lanjut Boni, Presiden Jokowi dan Tim Independen sudah jelas menyatakan bahwa pada waktunya akan ada keputusan pasti. “Kita tunggu saja daripada Girsang menghina Buya Maarif!” seru Koordinator Barisan Relawan Jokowi for Presiden (Bara JP).
Lebih lanjut, Boni menyarankan Girsang segera meralat kalimatnya dan meminta maaf kepada Buya Maarif sebagai wujud etika politik kekeluargaan yang menjadi salah satu ciri demokrasi Pancasila. “Girsang sebaiknya minta maaf.”
Sebelumnya, Junimart Girsang mengatakan bahwa pernyataan Buya Sjafi’i Maa’rif yang mengatakan Presiden Jokowi tidak akan melantik Komjen Pol Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri, adalah pernyataan tidak punya dasar. Bahkan, Anggota Komisi Hukum DPR asal PDIP ini mengingatkan Buya untuk tidak memperkeruh suasana.
“Karena tak jelas siapa dia dan apa posisinya. Kalau bisa, kita harap jangan pula dia membuat suasana makin keruh,” kata Junimart, Rabu (4/2), menanggapi pengakuan Buya Sjafi’i yang telah mendapat kabar lewat telepon dari Presiden Jokowi yang tidak akan melantik BG.
Sebagaimana diberitakan, Presiden Jokowi tidak bakal melantik Komjen Pol Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri, yang berarti Presiden akan segera menyodorkan nama baru calon Kapolri kepada pihak DPR RI. Keputusan Jokowi untuk tidak melantik BG tersebut terungkap dalam pesan singkat (SMS) dari Ketua Tim Independen (Tim 9) Prof Sjafi’i Ma’arif yang dikirimkan kepada Wakil Ketua Tim 9 Prof Jimly Asshiddiqie pada hari Selasa (3/2).
Menurut Jimly, isi pesan tersebut adalah Sjafi’i Ma’arif menyampaikan bahwa Presiden Jokowi telah menghubungi Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu dan menyatakan akan membatalkan pelantikan BG sebagai Kapolri. Isi pesan Sjafi’i ke Jimly tersebut berbunyi: “Barusan Presiden telp saya: BG tdk akan dilantik, cari wkt yg tepat.”
Pesan tersebut juga sempat beredar di kalangan wartawan pada Selasa sore kemarin. Saat ditanya wartawan, Jimly membenarkan kalau dirinya menerima pesan tersebut dari Sjafi’i. “Itu benar. Secara substansi, tidak ada yang baru, hanya komunikasi politik saja,” kilah Jimly, Rabu (4/2).
Jimly mengaku, pembatalan pelantikan BG adalah memang keputusan Tim Independen yang direkomendasikan kepada Presiden Jokowi. Namun, menurutnya, Jokowi baru akan menyampaikannya secara resmi dan terbuka setelah ada keputusan praperadilan BG di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. “Jadi, hanya soal waktu saja,” ujar Jimly singkat. (Ars)