Rabu, 24 April 24

Di Tengah Pandemi Covid-19, Pemerintah Luncurkan Layanan Psikologi Sejiwa

Di Tengah Pandemi Covid-19, Pemerintah Luncurkan Layanan Psikologi Sejiwa
* Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko. (Foto: Susanto/OMG)

Jakarta, Obsessionnews.com – Pandemi virus Corona (Covid-19) tak hanya membahayakan fisik seseorang, namun juga membahayakan jiwa manusia.

Oleh sebab itu, pemerintah meluncurkan layanan Psikologi untuk Sehat Jiwa (Sejiwa) dalam masa pandemi Covid-19. Masyarakat dapat menggunakan layanan tersebut melalui hotline 119 (extension 8).

Peluncuran Sejiwa ini dipimpin Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko dan diikuti oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, dan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo.

“Layanan Sejiwa sangat penting bagi masyarakat karena dalam situasi tak menentu seperti ini, mereka ada yang mengalami tekanan mental atau psikologis,” ujar Moeldoko melalui telekonferensinya di Jakarta, Rabu (29/4/2020).

Hal itu diperparah dengan maraknya hoaks yang beredar di masyarakat. Untuk itu, pemerintah harus mengambil inisiatif, dan sudah disampaikan hal ini pada saat rapat terbatas dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

“Dan Presiden menyetujui, dan langsung kita action. Kita rumuskan langkah berikutnya. Kita bersyukur pagi ini bisa luncurkan Sejiwa,” kata Moedoko.

Berdasarkan data dari LBH APIK, Moeldoko menyebut ancaman tekanan psikologi di masa pandemi corona dibuktikan dengan banyaknya jumlah aduan kekerasan dalam rumah tangga. Selama 16 hingga 30 Maret 2020 terdapat 59 kasus kekerasan seperti perkosaan, pelecehan seksual dan pornografi online.

“17 di antaranya adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),” imbuh mantan Panglima TNI itu.

Moeldoko mengungkapkan, KDRT ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Informasi dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres, meningkatnya tekanan sosial dan ekonomi akibat pandemi corona menyebabkan peningkatan kasus KDRT di dunia.

“Di Prancis hingga satu per tiga kasus dalam seminggu. Afrika Selatan ada 90.000 kasus pengaduan KDRT. Australia menyatakan peningkatan pencarian online terkait layanan bantuan KDRT hingga 75 persen pasca-pandemi,” tutur Moeldoko.

Data dari PBB sejalan dengan laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang menyebut persoalan Covid-19 terdiri dari 20% masalah kesehatan dan 80% masalah psikologi.

Dengan demikian, jika masyarakat tak bisa menjaga psikologi mereka sendiri maka ada kecenderungan imunitas tubuh akan menurun, dan akhirnya itu yang membuat seseorang terkena Covid dan melemah.

“Waspada sangat diperlukan, namun takut hingga cemas dan stres jangan sampai terjadi,” jelas Moeldoko.

Maka sebagai langkah nyata mitigasi persoalan tersebut, KSP menilai bahwa layanan psikologi nasional kepada masyarakat untuk sehat jiwa menjadi perlu ada.

Dalam acara tersebut hadir pula Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawanti, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Bambang Wibowo, Ketua HIMPSI Seger Handoyo dan penyintas kasus pertama Covid-19, Sita Tyasutami. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.