
Presiden SBY (ist).
Rudi
Jakarta-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan akan memimpin pertemuan Panel Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. “Tugas kami di New York ini adalah untuk merampungkan tugas high level panel,” jelas SBY dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, sesaat sebelum bertolak ke Swedia, Senin (28/5).
Hal itu sesuai dengan kedudukan SBY selaku Ketua Bersama Panel Tingkat Tinggi PBB Mengenai Agenda Pembangunan Pasca 2015. Presiden SBY bersama Perdana Menteri Inggris David Cameron, dan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf adalah ketua bersama panel yang dibentuk PBB tersebut.
Mengenai adanya agenda SBY menerima penghargaan World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation (ACF) di kota yang sama, Presiden menegaskan bahwa pemberian penghargaan itu diberikan kepada dirinya selaku Presiden, bukan pribadi. Namun, tujuan utamanya ke New York adalah untuk menjalankan perannya di PBB.
Mengenai adanya kritik dari sekelompok kalangan terhadap pemberian penghargaan tersebut, SBY sudah mendengar dan mengetahui. “Saya menghormati, menghargai pandangan seperti itu. Sebagaimana saya menghormati dan menghargai pandangan-pandangan yang berbeda juga dari masyarakat kita dan rakyat Indonesia,” ujar SBY.
Menurut Presiden SBY, kalau ada sebuah lembaga internasional yang kredibel lantas melakaukan pengamatan yang seksama pada Indonesia dari berbagai aspek dalam waktu cukup lama, dan kemudian memberikan penghargaan kepada negara kita, bangsa kita, melalui presidennya. Tentu kita tidak boleh melihatnya secara tidak bai.
Presiden mengatakan, sepatutnya kita berterima kasih karena dunia mengamati, meski masih banyak kekurangan di negara kita ini. “Tapi mereka mencatat misalnya, sebagaimana yang saya ketahui alasan foundation itu memberikan penghargaana misalnya karena kemajuann demokrasi kita, komitmen saya selaku presiden untuk membangun perdamaian, menyelesaikan konflilk secara damai, penghormatan pada HAM secara umum, peran international dialog. Meskipun sekali lagi masih ada masalah-masalah di dalam negeri kita. Masih ada kejadian yang belum mencerminkan kerukunan hidup antarumat beragamaa,itu saya akui,” papar Presiden SBY.
Penghargaan dari pihak luar, menurut Presiden, merupakan pengakuan yang harus diterima, dan dijadikan sebagai semangat untuk bekerja lebih keras lagi, lebih serius dan efektif lagi untuk memperbaiki yang belum baik di negeri kita ini.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono, Senin (27/5), memulai kunjungan kerja ke Swedia dan Amerika Serikat. Selama di Stockholm (27 – 28/5), Presiden SBY akan bertemu Raja Swedia Carl XVI Gustaf yang telah mengundangnya. Sedang selama di Markas PBB, New York (29 – 30/5) Presiden akan memimpin pertemuan terakhir Panel Tingkat Tinggi PBB.