Kamis, 25 April 24

Desa Wisata Candirejo Kaya Potensi Alam

Desa Wisata Candirejo Kaya Potensi Alam
* Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dikunjungi banyak wisatawan mancanegara. (Foto: Anissa/obsessionnews.com)

Magelang, Obsessionnews – Siapa yang tak tahu Candi Borobudur? Tentu sudah tahu semua pastinya. Tapi tak jauh dari Candi Borobudur ada pesona alam yang ditawarkan. Ya, desa wisata Candirejo. Candirejo sebenarnya sama halnya dengan desa-desa di sekitarnya, namun memiliki nilai lebih dari yang lain. Berbeda pula potensi yang ada di dalamnya.

Dalam perjalanannya Candirejo bisa menjadi desa wisata yang terkenal di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ini awalnya memenangkan sebuah kompetisi pembinaaan lingkungan. Berangkat dari situlah Candirejo sering mendapatkan juara tingkat desa, kabupaten, maupun tingkat provinsi untuk pembinaan lingkungan.

Setelah itu mendapat perhatian dari pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang untuk desa tujuan wisata. Kemudian diambillah penggalian data potensi. Desa ini memiliki potensi alam yang menarik dan bermanfaat.

Tahun 2000 sebuah yayasan non profit ingin menanamkan dan menyelamatkan lingkungan yang ada di sekitar pegunungan Menoreh. Dikembangkanlah disini mengambil manfaat lingkungan dan jalur wisata. Pada saat itu juga ada penanaman 23 ribu pohon di pegunungan sekitar. Setelah erupsi Merapi penanaman pohon kembali sebanyak 11 ribu pohon bervariasi jenisnya.

Tahun 2003 Candirejo dianggap mampu menjadi desa tujuan wisata, namun belum ada pengelolaan yang kemudian diadakannya koperasi. Koperasi desa wisata Candirejo inilah yang hingga sekarang bergerak di bidang jasa. Sehingga apabila ada wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang akan memasuki desa wisata Candirejo melalui pintu ini.

Banyak potensi alam yang ada di Candirejo ini yang manarik. Salah satunya ada watu kendil. Yakni sejenis batu yang berdiri kokoh di kaki pegunungan Menoreh. Dari atas para wisatawan bisa melihat panorama alam yang disguhkan begitu indah. Melihat matahari terbit maupun saat matahari akan terbenam.

Aksesnya pun sangat mudah. Wisatawan bisa berjalan kaki sekitar satu setengah jam sampai di kaki pegunungan di mana watu kendil berada. Naik kendaraan roda dua juga bisa hanya 20 menit saja waktu tempuhnya. Wisatawan ada juga yang naik mobil untuk mencapai ke sana. Namun kebanyakan turis sering berjalan kaki untuk berkunjung ke watu kendil.

Selain itu, ada yang namanya Banyuasin. Banyuasin ini dikemas menjadi satu rute wisata. Banyuasin ini seperti danau. Konon, danau purba yang mengelilingi candi Borobudur yang tertutup material Gunung Merapi pada 1006 Masehi. Kini menjadi sedimen-sedimen yang bisa dimanfaatkan untuk pengobatan kulit. Menurut cerita, Banyuasin (air asin) ini merupakan air kencing kuda Pangeran Diponegoro.

Kemudian di kaki pegunungan Menoreh ini ada makam Gunung Mijil. Tempat peristirahatan terakhir raja-raja dahulu. Selain itu ada juga Tempuran, yaitu pertemuan antara tiga sungai, yakni Pabelan, Silem, dan Gangga. Tempuran yang berarti pertemuan tiga sungai tadi ini hanya satu-satunya di desa wisata Candirejo ini.

Di sini para wisatawan disuguhkan alam pedesaan yang asri dan sejuk. Menikmati wisata atmosfer pedesaan. Inilah yang ditonjolkan desa wisata ini. Wilayahnya yang tebagi dua yakni pegunungan dan pertanian. Pertanian di sini menggunakan sistem tumpang sari. Karena menjadi trend centre zaman dahulu belum banyak lahan pertanian. Masyarakat sekitar menggunakan tumpang sari. Lahan yang sempit tetapi banyak tanaman.

Tak kalah menariknya juga para wisatawan yang berkunjung di desa wisata ini bisa bermalam di rumah-rumah penduduk. Warga Candirejo juga terlibat langsung di sini. Sekitar 20-an rumah mereka jadikan homestay. Selain wisatawan menginap di rumah penduduk juga bisa tahu kegiatan sehari-hari yang punya rumah. Wisatawan bisa mengikuti kegiatan si pemilik rumah tersebut.

Kebanyakan wisatawan mancanegara yang berkunjung kemari. Rata-rata mereka datang dari Belanda, Amerika, Irlandia (kutub utara). Biasanya pada Juni, Juli, dan Agustus itu paling ramai pengunjungnya. Wisatawan Eropa, Belanda, dan Perancis lah yang paling banyak berkunjung kemari.

Candirejo dikelola oleh masyarakat, bukan pribadi. Dan letaknya yang strategis ini memudahkan wisatawan berkunjung kemari. Hanya 3 kilometer dari candi Borobudur. Tepat di kaki pegunungan Menoreh.

Bagi Anda yang ingin berkunjung ke Candirejo sangat mudah aksesnya. Dari candi Borobudur ke arah tenggara sekitar 3 kilometer. Candirejo terletak pada jalur alternatif Sendangsono-Borobudur atau sebaliknya. (Nissa)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.