Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Deputi Kemenkop: Lemahnya Rupiah Bisa Untungkan UKM

Deputi Kemenkop: Lemahnya Rupiah Bisa Untungkan UKM

Jakarta, Obsessionnews – Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bukan lagi dipandang sebagai sebuah ancaman terjadi krisis, namun justru bisa memberi keutungan bagi pelaku usaha kecil dan menengah yang berorientasi ekspor.

Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha, Kementerian Koperasi dan UKM, Emilia Suhaimi memberi syarat supaya pelaku UKM bisa mengambil keuntungan dari situasi ini.

Pertama, UKM harus menggunakan bahan baku lokal sehingga tidak mudah terpengaruh oleh krisis. Dia mengatakan bagi UKM yang menggunakan bahan baku lokal dan berhasil masuk ke pasar global merupakan suatu keberuntungan karena lalu lintas perdagangan menggunakan kurs dollar.

“Bahwa pelaku usaha yang bisa masuk ke pasar global akan lebih safety apabila terjadi kriris,” ujar Emilia melalui siaran persnya, Minggu (15/3/2015).

Kedua, UKM harus memiliki kreatifitas yang tinggi untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas berbasis sumberdaya dan budaya lokal. Kata dia, ini merupakan keunggulan komparatif sekaligus kompetitif bagi UKM yang kreatif dan mampu masuk pasar global.

“Sehingga pada saat terjadi krisis UKM tersebut lebih mampu bertahan dibandingkan dengan UKM yang tidak masuk pasar global,” tuturnya.

Emilia menambahkan sebagian besar UKM menggunakan modal sendiri dan tidak banyak menggunakan modal dari bank. Implikasinya adalah keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga pada saat terjadi kriris tidak banyak berpengaruh terhadap UKM.

Dia mengakui pada saat terjadi krisis peranan UKM terlihat cukup signifikan. Hal itu bisa dibuktikan dengan jumlah pertambahan produk domestik bruto (PDB) terbesar berasal dari pengusaha kecil, baru diikuti oleh pengusaha menengah dan besar.

“Ini mengindikasikan bahwa UKM mampu dan berpotensi untuk menjadi katup pengaman ekonomi,” lanjut Emilia.

Menurutnya salah satu indikator utama pertumbuhan ekonomi adalah net ekspor. Apabila jumlah ekspor lebih kecil dari impor maka net ekspor akan berakibat turunnya pendapatan nasional.

“Sebaliknya kalau jumlah ekspor lebih besar maka akan bisa merangsang meningkatnya pendapatan dan pertumbuhan ekonomi,” tutup Emilia. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.