Aksi demo juga menyuarakan anti kapitalisme (neolib) dan tolak kebijakan rezim
Gelombang aksi demo massa besar-besaran ‘rompi kuning’ menolak kenaikan BBM (bahan bakar minyak) dan listrik yang terjadi di Perancis, menyebar ke berbagai negara Eropa, termasuk Belgia.
Polisi Brussels menangkap sebanyak 400 orang demonstran rompi kuning yang melanjutkan aksi anti kapitalisme di ibu kota Belgia tersebut.
Pihak keamanan Brussels berupaya menghentikan aksi protes massa rompi kuning yang terus membesar di negara ini.
Gerakan rompi kuning yang melanda Perancis dipicu aksi protes atas kenaikan BBM, tapi kemudian berkembang menjadi unjuk rasa terhadap kebijakan-kebijakan Presiden Emmanuel Macron.
Gerakan ini menjalar ke beberapa negara lainnya, termasuk Belgia, dan juga negara berbahasa Perancis lain.
Pada 30 November, sebanyak 300 orang demonstran berunjuk rasa di Brussels yang berujung kerusuhan dan menyebabkan dua mobil polisi dibakar
Pasukan keamanan Belgia menangkap puluhan orang dalam aksi rompi kuning yang mengikuti unjuk rasa di Perancis. Sekitar 70 orang ditahan pada Sabtu (8/12), saat berlangsung demonstrasi di Brussels.
CNN melaporkan, sebagai langkah antisipasi, area tempat beberapa institusi Eropa berlokasi, di antaranya gedung Parlemen Eropa, ditutup oleh pihak keamanan. Polisi juga menempatkan barikade serta menutup akses untuk kendaraan dan pejalan kaki.
“Ada sekitar 70 penangkapan sebagai bagian langkah pencegahan,” kata juru bicara kepolisian Brussels, Ilse Van De Keere dilansir AFP.
Para demonstran memblokade jalan bebas hambatan yang menghubungkan Belgia dengan kota Rekkem di Flanders, dekat perbatasan dengan Perancis. Mereka juga memasang barikade dekat perbatasan Franco-Belgia, dekat Adinkerque. (ParsToday)