Kamis, 25 April 24

Demo Kenaikan LPG, Ribuan Luka Berat dan 8 Polisi Tewas, Massa Duduki Bandara

Demo Kenaikan LPG, Ribuan Luka Berat dan 8 Polisi Tewas, Massa Duduki Bandara
* Aksi demo kenaikan harga gas LPG di Kazakhstan. (Foto: Ist)

Akibat kerusuhan aksi demo menentang kenaikan harga gas LPG di Kazakhstan, telah menewaskan delapan personel keamanan dan melukai 317 orang lainnya. Namun seribuan luka-luka di pihak pendemo, serta massa berhasil menduduki bandara.

Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengatakan polisi dan pasukan penjaga nasional tewas dan terluka di beberapa daerah pusat kerusuhan pada Selasa dan Rabu.

Seorang sumber menuturkan kepada Reuters para pengunjuk rasa menguasai bandara di Almaty, kota terbesar di Kazakhstan. Semua penerbangan dari dan menuju kota pusat keuangan Kazakhstan itu pun dibatalkan.

 

Sementara itu, seorang saksi mata mengatakan para pengunjuk rasa memindahkan bangku di sepanjang alun-alun Ibu Kota Astana.

Polisi antihuru-hara juga sempat menggunakan gas air mata dan granat kejut terhadap para pengunjuk rasa, namun lalu meninggalkan beberapa lokasi di jalanan Almaty.

“Ada anarki total di jalanan. Polisi tidak terlihat di mana pun,” kata seorang penduduk di Almaty yang ikut berbaur dengan para pengunjuk rasa pada Rabu (5/1/2021), dilansir CNBC.

Ia mengatakan di alun-alun utama, vodka didistribusikan massal kepada para pedemo yang diyakini tengah mendiskusikan manuver selanjutnya ke kota dan daerah perempuan yang kaya untuk kemungkinan penjarahan.

Demonstrasi telah berlangsung sejak awal tahun baru. Semula, para pedemo marah dengan kenaikan harga bahan bakar dan gas LPG.

Namun, demo semakin rusuh hingga para pengunjuk rasa menyerbu dan membakar gedung-gedung pemerintah sambil meneriakkan penolakan terhadap mantan pemimpin Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev, yang dinilai masih memegang pengaruh di pemerintahan.

Padahal, Nazarbayev telah mengundurkan diri sebagai presiden pada 2019 setelah hampir tiga dekade berkuasa.

Mantan presiden berusia 81 tahun itu masih dianggap secara luas sebagai kekuataan politik utama yang mengendalikan Kazakhstan. Ibu Kota Kazakhstan bahkan diganti menjadi namanya, Nur-Sultan pada 2020.

Keluarga Nazarbayev disebut mengendalikan sebagian besar ekonomi Kazakhstan, negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tengah.

Sejumlah video yang tersebar di media sosial menunjukkan pengunjuk rasa berdemo di bawah patung perunggu raksasa Nazarbayev di timur Kota Taldykorgan. Mereka juga terlihat berupaya meruntuhkan patung tersebut.

Para pedemo pun turut menayangkan protes rusuh mereka di layanan streaming langsung media sosial, termasuk aksi pembakaran kantor Wali Kota Almaty. Kantor kejaksaan terdekat juga dilaporkan terbakar.

Pada Rabu pagi, ribuan pengunjuk rasa telah menyerbu pusat Almaty dengan truk bersar. Kepala Polisi Almaty mengatakan kota itu diserang “ekstremis dan radikalis.”

Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengambil alih keamanan dalam negeri. Ia juga telah memerintahkan para menteri mengembalikkan kenaikan harga bahan bakar.

Namun, Tokayev dianggap gagal memulihkan dan menertibkan situasi di Kazakhstan.

Rusuh Besar-besaran, Negara Chaos!
Negara penghasil minyak terbanyak di Asia Tengah, Kazakhstan kini dilanda kerusuhan besar-besaran. Situasi tak kondusif tersebut terjadi sejak Selasa (4/1/2022) dan masih berlanjut hingga Rabu.

Setidaknya 200 orang ditangkap dan delapan orang tewas karena kerusuhan. Mereka yang tewas merupakan polisi dan aparat yang bertugas mengamankan situasi di negara tersebut.

Status darurat juga diberlakukan Presiden Kassym-Jomart Tokayev. Ia mengatakan negaranya diserang “teroris”.

Dalam keterangannya Kamis, Tokayev juga meminta bantuan militer aliansi Rusia, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO)- yang berisi lima negara bekas Uni Soviet- untuk turun mengamankan situasi. Negara itu disebutnya telah terjerumus dalam kekacauan.

“Ini adalah perusakan integritas negara dan yang paling penting ini adalah serangan terhadap warga kami yang meminta saya… untuk segera membantu mereka,” kata Tokayev dikutip AFP.

“Almaty diserang, dihancurkan, dirusak. Penduduk Almaty menjadi korban serangan teroris, bandit, oleh karena itu adalah tugas kita … untuk mengambil semua tindakan yang mungkin untuk melindungi negara kita.”

Dia pun menambahkan bahwa pengunjuk rasa anarkis juga telah menyita lima pesawat di bandara Almaty. Angkatan udara Kazakhstan juga terlibat dalam pertempuran di dekat kota.

“Saya berniat untuk bertindak sekuat mungkin… Bersama-sama kita akan mengatasi periode hitam ini dalam sejarah Kazakhstan,” katanya dikutip Reuters.

 

Kerusuhan dimulai dengan kenaikan harga gas minyak cair (LPG), yang digunakan untuk bahan bakar kendaraan di negara 19 juta penduduk itu. Ini membuat massa turun berunjuk rasa.

Massa kecewa meneriakkan ketidakadilan. Pasalnya negara itu memiliki cadangan energi besar baik minyak maupun gas.

Kazakhstan 20 miliar cadangan minyak dengan tingkat produksi sekitar 1,64 juta barel/hari. Negara ini menempati urutan ke-19 produsen minyak bumi dunia, sekaligus penghasil terbesar di kawasan Asia Tengah.

Massa pun meneriakkan kemarahan ke presiden terdahulu, Nursultan Nazarbayev, yang meski tak lagi berkuasa tapi dianggap masih mengatur ekonomi. Ia menguasai negara itu tiga dekade dan mundur di 2019 karena tuntutan warga akibat mengekang liberalisme di negara itu.

Ia dan keluarganya pun mash duduk di pemerintahan. Alhasil kemarin, Tokayev mencopot Nazarbayev dan keluarganya meski itu tak berhasil menenangkan situasi.

“Orang Kazakh terbiasa dengan kesabaran, tapi kami sudah lelah,” kata pengunjuk rasa Rafik Jarylkasyn. “Kami sudah cukup.”

Sementara itu, sejumlah penduduk mengatakan ada penjarahan besar-besaran di alun-alun kota. “Ada anarki total di jalan,” katanya.

Sebuah streaming oleh seorang blogger Kazakh telah menunjukkan api yang berkobar di kantor walikota Almaty, dengan suara tembakan yang jelas terdengar. Video yang diposting online juga menunjukkan kantor kejaksaan terbakar.

Negara dalam Status Darurat
Kementerian Kesehatan Kazakhstan pada Kamis (6/1) mencatat lebih dari 1.000 orang terluka akibat kerusuhan yang terjadi di negara dalam beberapa hari terakhir.

“Lebih dari 1.000 orang terluka akibat kerusuhan yang terjadi di beberapa wilayah Kazakhstan, hampir 400 orang dirawat di rumah sakit dan 62 orang berada dalam perawatan intensif,” kata kata Wakil Menteri Kesehatan Kazakhstan, Azhar Guiniyat, kepada stasiun televisi Khabar-24, sebagaimana dikutip AFP.

Konflik yang terjadi di Kazakhstan dimulai kala warga memprotes kenaikan harga LPG. Ribuan warga yang marah kemudian menyerbu bangunan pemerintah dan menjarah toko.

Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, menilai tindakan ini dilakukan oleh ‘teroris’ dan meminta bantuan aliansi militer yang dipimpin Rusia, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), untuk menangani ‘pemberontakan.’

Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, yang juga menjabat sebagai ketua CSTO, menuturkan aliansi tersebut setuju mengirimkan pasukan perdamaian mereka ke Kazakhstan.

Kabar ini dikonfirmasi oleh sekretariat CSTO, Kamis (6/1). Badan itu menyampaikan, pasukan terjun payung Rusia telah dikerahkan ke Kazakhstan sebagai bagian dari pasukan perdamaian yang mereka janjikan sebelumnya.

Badan ini juga menuturkan bahwa tugas utama pasukan perdamaian ini ialah untuk melindungi fasilitas negara dan militer Kazakhstan, pun juga menolong pasukan hukum dan ketertiban negara itu.

Akibat demo besar-besaran ini, kabinet pimpinan Perdana Menteri Kazakhstan, Askar Mamin, mengundurkan diri secara massal. (CNBC/CNN/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.