Jumat, 19 April 24

Demo di China, Polisi Disebar Tangkap Warga dan Hapus Foto Demo di HP

Demo di China, Polisi Disebar Tangkap Warga dan Hapus Foto Demo di HP
* Polisi terlihat berkonfrontasi dengan para pemrotes di Shanghai. (Getty/BBC)

Aksi demonstrasi massa menentang kebijakan pembatasan Covid-19 di China, dihadapkan petugas polisi banyak disebar di kota-kota China.

Palang pembatas besar telah dipasang di sepanjang jalan utama lokasi unjuk rasa di Shanghai, dan polisi melakukan sejumlah penangkapan terhadap warga.

Polisi menghentikan orang-orang untuk mengambil foto unjuk rasa, dan menghapus rekaman tersebut dari ponsel mereka.

Protes yang sempat meluas di kota-kota China diawali dari insiden kebakaran sebuah bangunan di Urumqi, China bagian barat yang menewaskan 10 orang pada Kamis .(24/11/2022).

Diyakini secara luas, bahwa warga di gedung tersebut tak bisa melarikan diri dari kobaran api karena adanya kebijakan Covid. Tapi pihak berwenang setempat membantahnya.

Selain itu, jurnalis BBC Ed Lawrence juga ditangkap saat meliput unjuk rasa di Shanhai pada Minggu (27/11).

Ed Lawrence dipukul dan ditendang oleh aparat kepolisian selama proses penangkpannya. Ed sempat ditahan beberapa jam sebelum akhirnya dibebaskan.

Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly – melalui akun twitternya – mengatakan penangkapan tersebut “sangat mengganggu”

China menjadi satu-satunya negara dengan ekonomi besar yang menerapkan kebijakan nol-Covid yang ketat.

Otoritas lokal bahkan menekan kasus kecil dengan tes massal, karantina serta lockdown cepat.

Banyak rekaman dan foto beredar tentang unjuk rasa yang meletus dari Shanghai dan ibu kota Beijing, serta daerah perkotaan besar lainnya seperti Chendu dan Wuhan.

Pemerintah China mengambil langkah penyensoran terhadap platform media sosial sejak unjuk rasa akhir pekan lalu, untuk menghentikan warga lainnya melihat dan mendiskusikannya.

Puluhan juta unggahan telah disaring dari mesin pencarian, sementara media membungkam liputan tentang Covid, dan lebih memberitakan sesuatu yang optimistis mengenai Piala Dunia dan pencapaian kiprah China soal luar angkasa.

Sementara itu, puluhan pengunjuk rasa berkumpul di pusat Hong Kong pada Senin kemarin, dan di kampus- Universitas China Hong Kong, untuk menunjukkan solidaritas terhadap demonstran di seluruh China.

Sebelumnya, aksi protes terhadap kebijakan pembatasan Covid-19 di China semakin menyebar ke kota-kota besar. Selain di Shanghai dan Beijing, demonstrasi juga terlihat di Nanjing, Chengdu, Wuhan, dan tempat lainnya.

Di sebuah jalan utama di Kota Shanghai, polisi menahan siapa saja yang lewat dan mengambil foto.

Mereka memaksa orang untuk menghapus foto mereka atau menghadapi penangkapan. Setidaknya dua orang telah ditahan sejauh ini.

Barikade biru juga telah dipasang di sepanjang Jalan Tengah Wulumuqi, bahasa Mandarin yang merujuk pada Urumqi.

Sebelumnya, pada Minggu (27/11), video yang diunggah di media sosial oleh sejumlah jurnalis asing menunjukkan ribuan orang turun ke jalan di Kota Shanghai untuk mengenang para korban kebakaran di Urumqi sekaligus memprotes pembatasan Covid.

Dalam tayangan video itu, ratusan orang terdengar menuntut Presiden Xi Jinping mengundurkan diri.

Banyak orang menyalahkan penguncian sebuah blok apartemen di Kota Urumqi saat kebakaran berlangsung Kebakaran itu telah menewaskan 10 orang. (BBCIndonesia/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.