Sabtu, 20 April 24

Dekranas Kembangkan Potensi Tenun Gedok

Tuban, Obsessionnews.com – Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) akan mengembangkan potensi tenun Gedok, kain tradisional warisan leluhur yang berasal dari Tuban Jatim. Mengingat keberadaan kain ini sempat hampir punah, karena kurangnya peminat dari masyarakat lokal.

“Pengembangan potensi tenun Gedok itu sudah mulai kita rintis tiga bulan lalu bekerjasama dengan Kementrian Koperasi dan UKM dengan mengadakan pelatihan vocational proses produksi tenun Gedok,” kata Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas, Bintang Puspayoga melalui siaran pers, Kamis (20/7/2017).

Hasilnya, sudah mulai kelihatan dengan produksi tenun Gedok yang kini lebih halus dan berkualitas. Bintang berharap untuk selanjutnya, pengembangan potensi tenun Gedok ini bisa dilakukan bersama-sama, baik Dekranas, Dekranasda Provinsi dan Kabupaten, maupun Pemda Provinsi dan Daerah.

“Kalau kita garap secara gotong royong, saya optimis tenun Gedok akan kembali terangkat, dan makin memperkaya warisan budaya leluhur,” ujar dia.

Yang membuat tenun Gedog terasa begitu istimewa adalah proses pembuatannya yang sangat panjang. Para pengrajin mengakui, proses pembuatan kain tradisional ini cukup memakan waktu yang lama dan lebih sulit dari proses pembuatan batik pada umumnya.

Hal itu mulai dari proses awal, dengan memanen pohon kapas terlebih dahulu. Lalu dilanjutkan dengan memintal atau menganti kapas menjadi benang, dicelupkan ke kanji agar kaku, lalu mulai proses tenun, baru dicelup warna.

Untuk membuat sehelai kain tenun Gedog, membutuhkan waktu berbulan-bulan. Tekstur kain tenun Gedog memang agak kaku dan sedikit keras dibandingkan dengan tenun kebanyakan dari daerah lainnya.

Hal itu karena dahulu tenun Gedog dipakai untuk menggendong kayu dari ladang dan untuk taplak meja. Namun kini pengrajin juga mulai memdiversifikasinya menjadi tas dan pakaian. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.