Kamis, 25 April 24

Dapat Membunuh Virus, Komisi VII DPR RI Serukan EMA Diproduksi Massal

Dapat Membunuh Virus, Komisi VII DPR RI Serukan EMA Diproduksi Massal
* Anggota DPR RI Komisi VII Fraksi Golkar Ridwan Hisjam. (Foto: Has)

Jakarta, Obsessionnews.com – Teknologi Eukalyptus Machine Air (EMA), sebuah mesin pembasmi virus Covid 19 hasil temuan Peneliti Asosiasi G 5.0 Indonesia, Profesor Dr Joko Ahmad Sampurno mendapatkan apresiasi dan dukungan dari Anggota DPR RI Komisi VII Fraksi Golkar Ridwan Hisjam.

Ridwan menjelaskan memasuki era transisi dari pandemi ke endemi tetap memerlukan persyaratan dan syarat dari masing-masing negara berbeda dengan memperhitungkan masalah kemampuan dan ekonomi. Teknologi, industri dan lingkungan adalah solusinya.

Politisi Golkar ini juga menegaskan bahwa pemerintah harus memperhatikan lingkungan, khususnya sirkulasi udara dalam ruangan. Baik ruang publik maupun ruang keluarga pasalnya disana tidak ada sinar ultraviolet yang bisa membunuh virus seperti milik matahari dan pelu adanya bantuan teknologi.

“Negara harus memperhatikan sirkulasinya terutama dilingkungan keluarga karena rumah atau ruang tertutup tidak punya ultraviolet sinar matahari yang bisa menghancurkan virus, untuk itu setiap rumah perlu bantuan teknologi agar bisa mencegah penularan virus melalui udara,” kata Ridwan disela-sela peluncuran EMA alat pembasmi Covid 19 di Hotel Century Jakarta pada Rabu (9/3).

Menurut Ridwan teknologi bisa membuat aktivitas manusia dalam ruangan aman, dengan ultra violet buatan ataupun mesin yang dapat menghancurkan protein pada spike Covid 19. Seperti halnya teknologi EMA yang bisa dijadikan solusi dan digunakan dalam ruangan.

“Endeminya itulah yang harus kita gempur. Dalam hal ini endeminya kita serang supaya dia tidak menyerang kita. Saat ini kita bertahan dengan vaksin, dengan teknologi EMA sebelum kita diserang kita yang menyerang. Nah ini strategi yang dipakai nanti menghadapi endemi sehingga kita bebas,” ujar Ridwan disela-sela peluncuran EMA alat pembasmi Covid 19 di Hotel Century Jakarta pada Rabu (9/3) hari ini.

Terkait temuan ilmu dan alat pembasmi Covid 19 ini, Ridwan menyerukan pemerintah juga seharusnya ikut memberikan dukungan. Bahkan kalau perlu diproduksi massal agar bisa dipakai diruang-ruang publik, seperti sekolah, rumah, atau yang lainnya.

“Prof Joko hanya pencipta, dia tidak mungkin punya kemampuan untuk memproduksi massal. Ilmu ini yang didapatkan harusnya pemerintah memberi dukungan, kalau perlu pemerintah bikin massal. Menteri Erick Thohir itu harusnya bikin massal ditunjuk pabrik apa, apakah Pindad? Ya Pindad, dia menginstruksikan untuk bikin massal masuk kedesa-desa, masuk ke sekolah-sekolah semua karena ini paling bagus,” tegas Ridwan.

Menurut Ridwan, teknologi Eukalyptus Machine Air (EMA) ini bagus untuk dipakai di sekolah agar bisa membersihkan udara ruangan sebelum anak-anak masuk kelas dan belajar.

“Jadi, sebelum anak-anak sekolah jam 7, dari jam 5 itu sudah dihidupkan. Dua jam cukup dia. Ya, selama pengajaran sampai siang itu tidak perlu lagi dihidupkan. Kalau mau hidup terus ya bagus, Cuma kan mahal nanti. Karena itulah mengeluarkan ekalyptus terus,” jelasnya.

Alhamdulillah produk ini sudah final, ungkap Ridwan dihadapan awak media, karena prosesnya cukup lama bersamaan dengan pandemi. Sejak awal memang Prof Joko menyampaikan bahwa pandemi ini tidak bisa dilawan tapi harus dibunuh, ini harus dikejar. Tapi kalau cuma dicegah yang ini panjang bukan hanya Indonesia tapi juga seluruh dunia. Karena prof joko ini juga berkomunikasi dengan WHO jadi dengan WHO terus memberikan masukan-masukan. Kita disini mengharapkan ke mereka mengantisipasinya dengan peralatan yang dibuat oleh kita.

“Jangan saja pandemi ini menjadi endemi, tapi juga hilang sudah bebas kita, nah dengan cara-cara tadi yang disebutkan ada beberapa cara. Karena tidak mungkin endemi kita masih pake prokes dan bagaimana prokes kita ini, jadi kita jalan, jadi hilanglah, kita hidup kembali menjadi manusia normal,” pungkasnya. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.