Sabtu, 20 April 24

CV Dharma Siadja, Mitra LPDB yang Mampu Tembus Pasar Ekspor Dunia

CV Dharma Siadja, Mitra LPDB yang Mampu Tembus Pasar Ekspor Dunia
* Karyawan CV. Dharma Siadja, Mitra LPDB membuat kerajinan tangan berbahan baku kayu, gerabah, tanah, serta natural seperti eceng gondok untuk diekspor ke Amerika dan Eropa.

 

Denpasar, Obsessionnews.com – CV Dharma Siadja terus melejit setelah mendapat bantuan perkuatan modal dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), Kementerian Koperasi dan UKM. Perusahaan ini tampil sebagai eksportir sukses di Bali mengusung nama besar dinasty Siadja ke kancah perdagangan internasional.

Sejak tahun 2015 CV Dharma Siadja menjadi mitra LPDB, dengan pinjaman awal Rp 2,5 miliar. Dengan bantuan permodalan ini, kini CV. Dharma Siadja menembus prestasi gemilang yang belum pernah dicapai sebelumnya hingga mampu bersaing di pasar internasional.

“Perkembangan usaha kami sekarang bagus. Dengan pinjaman bunga rendah itu kita bisa membantu kami,” ungkap Pemilik CV Dharma Siadja, Ketut Dharma Siadja saat dihubungi, Kamis (16/3/2017).

CV Dharma Siadja menembus pasar ekspor 100 persen ke Amerika dan Eropa, hingga menggeser negara kompetitor dari Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand, Vietnam dan Filipina. Produk kerajinan tangan berbahan baku kayu, gerabah, tanah, natural seperti eceng gondok banyak diminati negara-negara di dua benua tersebut.

“Trik-trik istimewa tidak ada, yang penting kita kerja, kita menguntungkan dan melakukan pekerjaan kita, dengan skema bunga rendah. Yang penting tranparan, dan usaha kita prospek,” kata dia.

Ketut percaya LPDB sangat hati-hati memberikan pinjaman kepada pelaku usaha. Tetapi melihat neraca perdagangan CV Dharma Siadja bagus, maka LPDB tak akan ragu kembali memberikan bantuan modal. Sebab dalam waktu dekat dirinya akan kembali mengajukan pinjaman modal sebesar Rp 10 miliar untuk kepentingan pengembangan usahanya.

“Kami dari dulu ajukan pinjaman Rp 2,5 miliar itu tidak semua terpenuhi kami dapatkan fasilitas tersebut tapi dengan kunjungan dari LPDB dilihat dari neraca kami. Saya ingin ajukan lagi mudah-mudahan bisa direalisasikan Rp 10 miliar,” ujar Ketut.

Awal Mulanya CV Dharma Siadja
Berbekal modal dari uang tabungan, Ketut memberanikan diri mengawali debut bisnisnya dengan membuka arcade/stand kerajinan tangan di Bali Galeria Nusa Dua, Bali 1993. disusul arcade-arcade lain seperti di Bali Beach Hotel dan Galeri Kuta serta kembali membuka 3 buah arcade di areal Bali Galeria Nusa Dua.

Ketut Siadja juga membantu usaha Fa Siadja milik orang tua yang pada saat itu telah berkembang memiliki dua divisi antara lain divisi retail yang diimpin ibunya dan divisi ekspor yang diurus sang ayah, hingga produk kerajinan rampung dan siap kirim ke para buyer di luar negeri.

Ketut bersama isterinya, Luh Putri Dewi Sinthayani membangun pabrik berbadan usaha CV Dharma Siadja, dan mulai beroperasional sejak tahun 1998. Dalam semangat menempuh lembar baru hidup, Ketut Siadja bersama isterinya mulai memandang penting upaya usaha mandiri demi menjaga keutuhan imperium dagang keluarga di bawah bendera Fa Siadja.

Dalam kendali operasional CV. Dharma Siadja, peran Luh Putri Dewi Sinthayani sebagai isteri juga tampil sebagai tulang punggung dalam mengendalikan usaha ekspor ini. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat semenjak bersama Ketut Siadja, Dewi Sinthayani sempat beberapa lama mendapat bimbingan strategi bisnis langsung dari ayah dan ibu mertuanya.

Karena itulah pasangan Ketut Siadja dan Dewi Sinthayani tidak mengalami kendala yang berarti dalam memacu laju perusahaan yang pada pesaing itu. Dengan teknik manajemen profesional didukung kiprah promosi yang terarah ditambah lagi kejelian menangkap selera dan peluang pasar, dalam waktu sangat singkat CV. Dharma Siadja tumbuh pesat.

Jumlah buyer yang relatif tetap, membuat Ketut Siadja merasa perlu melakukan gebrakan promosi menjemput bola di kancah internasional dan melakukan pemetaan pasar ekspor termasuk mengenal satu persatu kompetitor berikut melakukan supervisi menggelar Tour Promo bisnis ke Amerika dan Eropa.

Sedangkan Untuk mendukung pengembangan pasar perusahaannya Ketut membentuk kelompok usaha di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dengan jumlah buyer yang meningkat pesat dan kuantitas ekspor yang luar biasa besar membuktikan Ketut termasuk entrepreneur muda yang memimpin dengan tidak dibayang-bayangi oleh manajemen konvensional yang berhasil memberikan bukti pencapaian kesuksesan oleh para pendahulunya.

Ketut Dharma Eka Putra Siadja memiliki cara tersendiri mengikuti zamannya untuk mengolah sebuah industri dan berhasil membuktikan bahwa setiap generasi menghadapi persaingan dan situasi pasar yang berbeda dari generasi sebelumnya.

Kekokohan pilar bisnis yang ia bangun kilat tersebut ternyata terbukti handal menghadapi goncangan. Hal ini teruji di tahun 2006 di saat pabrik utama produksinya ludes terbakar beserta seluruh peralatan, bahan baku dan puluhan kontainer siap kirim disusul sebulan kemudian pabrik dan gudangnya di Yogyakarta rata dengan tanah di guncang gempa. Musibah besar ini sedikitnya menimbulkan kerugian yang sangat besar namun ia mampu pulih untuk terus melanjutkan dan menggenjot produksi.

Setelah bencana tahun 2006 itu, Ketut memetik manisnya di tahun 2007 dengan meledaknya order dan ekspor melebihi yang pernah dicapai CV. Dharma Siadja. kini kerajaan dagangnya merajai pasar ekspor di Indonesia. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.