Kamis, 18 April 24

Cerita Rizky Abdi Dalem Cilik dari Keraton Yogyakarta

Cerita Rizky Abdi Dalem Cilik dari Keraton Yogyakarta
* Rizky Kuncara Manik bersama kakeknya (Foto Tempo)

Yogyakarta, Obsessionnews.com – Namanya Rizky Kuncara Manik. Bocah 10 tahun ini mendadak ramai diperbincangkan di media sosial karena mau melakoni pekerja sebagai abdi dalem Keraton Yogyakarta. Wajah Rizky sempat terlihat publik dan langsung memancing perhatian para wisatawan.

Dengan berpakaian adat jawa lengkap, Rizky yang hendak memasuki pintu gerbang keraton pada 19 Januari 2019, diminta oleh para turis untuk berfoto. “Rizky, ya? Foto dong,” kata salah satu turis dengan lantang, diikuti turis lainnya seperti dilansir Tempo, Selasa (22/1/2019).

Tidak hanya wisatawan domestik, wisatawan asing pun turut mengamati. Pamor Rizky sebagai abdi dalem cilik  rupanya telah kesohor bagi para pelancong yang menyambangi keraton.

Dikerumuni Digrumuti banyak wisatawan, Rizky tampak anteng. Ia hanya senyum tanpa banyak bicara. Saat kamera menyorot, alih-alih grogi, tangannya malah langsung berpose ‘ngapurancang’, yakni sikap hormat seperti penari Jawa saat akan memulai pertunjukan.

Rizky tampak gagah seperti prajurit sejati, kepalanya menengadah sedikit ke atas dan bahunya tegap. Pin lambang Keraton Ngayogyakarta di sisi kiri beskap luriknya menegaskan bahwa ia benar-benar bagian dari kerajaan itu.

Rizky datang bersama seorang abdi dalem berumur 60-an tahun. Keduanya diantar rombongan fotografer asal Jakarta yang kala itu hendak mengikuti kegiatan Rizky mulai pagi hingga sore.

Abdi dalem separuh baya itu bernama Suyat. Ia adalah kakek yang sehari-hari dipanggil bapak oleh Rizky. Kendati bukan bapak pada makna sebenarnya, hubungan keduanya sudah seperti ayah dan anak kandung.

Ada pertalian emosi yang kuat antara Suyat dan Rizky. Hal ini diakui Suyat. Rizky kecil yang sudah hidup dengannya, kerap ia bawa ke keraton dan telah ikut menjadi abdi dalem sejak usia 18 bulan.

Suyat mengenang, sekitar 8 tahun lalu, dalam ujaran yang belum jelas, Rizky yang belum genap 2 tahun minta dipakaikan busana abdi dalem lengkap seperti bapaknya. “Aku minta ikut ke keraton, tapi seperti Bapak: pakai jarik, pranaan, blangkon, beskap, dan peranti lain,” kata Suyat menirukan Rizky.

Suyat kala itu langsung sadar bahwa cucu, yang ia anggap anaknya itu, istimewa. Lusuan sekolah dalang itu berpandangan kalau Rizky bukan bocah biasa, seperti anak-anak seusianya. Meski masih bayi dan bicara yang belum fasih, Rizky telah menjadi abdi dalem atas kemauannya sendiri.

Seperti bapaknya, Rizky bertugas di bagian pewayangan. Kalau Suyat memiliki pekerjaan menata tokoh-tokoh wayang sebelum pentas, Rizky berperan membantunya. Bahkan, pada usia 10 tahun, ia sudah fasih melafalkan tokoh pewayangan lengkap dengan latar ceritanya.

Seperti abdi dalem umumnya, Rizky juga memiliki ajian keris. Ia pernah diberi keris oleh seorang kolektor. Rizky juga memegang keris yang disebut warisan Gusti Prabu. Keris itu acap disematkan di punggungnya saat ia mengenakan busana beskap dan jarik yang lengkap.

Dalam sejarah keraton, Rizky tercatat sebagai abdi dalem termuda. Kawannya berumur puluhan tahun yang layak ia sebut pakde, bude, atau eyang. Obrolannya dengan para abdi dalem sepuh ini nyambung. Seakan, tak ada batas pemisah antara anak usia 10 tahun dan ‘tiyang sepuh’ di atas 50-an tahun.

Meski demikian, Rizky belum tercatat secara sah sebagai abdi dalem sesungguhnya. Saat usianya cukup, ia baru bisa melampaui syarat-syarat sebagai abdi dalem. Kini, Rizky juga belum memperoleh gaji atau dana keistimewaan seperti bapaknya.

Suyat menjelaskan, Rizky hanya menjalankan tugasnya sebagai abdi dalem kalau Sabtu dan Minggu. Pada hari-hari biasa, ia bersekolah, les, dan bermain bersama teman-teman sebayanya. Hampir setiap sore, ia main bola di lapangan sekolah atau futsal. Pada akhir pekan, perannya berubah. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.