Kamis, 25 April 24

Cerita Gus Mus Soal Kewalian Mbah Moen

Cerita Gus Mus Soal Kewalian Mbah Moen
* Mbah Moen dan Gus Mus. (Foto: INSTAGRAM/@s.kakung)

Rembang, Obsessionnews.com – KH Ahmad Musthofa Bisri (Gus Mus) turut berduka atas meninggalnya KH Maimun Zubair atau Mbah Moen. Ia pun menyempatkan diri untuk hadir yasinan dan tahlil bersama yang digelar di pondok pesantren Al-Anwar di Desa Karang Mangu Kecamatan Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Kamis (8/8/2019) malam.

Dengan raut muka yang tampak sedih, Gus Mus berkesempatan memberikan cerita di hadapan ribuan masyarakat yang hadir. Menurut Gus Mus, Kiai Mbah Moen merupakan sosok yang di cintai oleh Allah SWT yang patut kita contoh dan teladani bersama.

Gus Mus mengaku sempat was-was ketika mendapatkan cerita dari Kiai Nawawi Suyuti yang menjadi utusan putra-putra Mbah Maimoen untuk sowan matur mencegah agar tidak berangkat haji tahun ini. Namu Mbah Moen sudah lebih dulu tahu maksud kedatangan Kiai Nawawi dan spontan menegaskan jika ia harus tetap naik haji tahun ini.

“Saya kaget sejak hari Selasa sampai sekarang ketika mendengar kabar KH Maimoen kapundut. Meskipun saya sudah gak enak sejak Kiai Nawawi Suyuti bercerita kepada saya, ketika sowan Mbah Maimoen sebagai utusan putra-putrnya untuk mencegah Mbah Moen tidak berangkat Haji tahun ini. Baru setengah matur, Mbah Moen sudah memotong pembicaraan. “Arep ngongkon ora berangkat yo, karepe dewe,” kata Mbah Moen mengutip pembicaraan Gus Mus.

Menurut Pengasuh Pesantren Raudlatut Tholibien, Leteh, Rembang itu, jika Allah SWT mencintai seseorang hambanya, maka Allah akan mengutus Malaikat Jibril untuk mencintainya. Begitu juga dengan Malaikat Jibril akan menyampaikan hal tersebut kepada seluruh malaikat yang ada di alam semesta ini. Gus Mus menyebut Mbah Moen adalah contoh nyata makhluk yang dicintai Allah.

“Siapa yang tidak cinta Mbah Moen, bukan hanya santri, politisi, non-muslim sampai mengadakan doa di gereja-gereja. Sampai ada yang berebut untuk mendoakan Mbah Moen di Ma’la. Padahal tradisi NU itu yang mendoakan orang meninggal semua kalangan. Sampai ada yang bertengkar he he,” ujarnya.

Menurutnya, kehadiran Mbah Moen patut diteladani, baik itu ilmunya, tindak-tanduknya atau sikapnya, dan juga kepeduliannya kepada umat ini yang harus kita contoh. “Kalau orang pintar banyak, tetapi yang peduli kepada siapa saja, bisa njenengan lihat. Sampean bisa lihat tanya sama putra-putranya kenapa Mbah Moen di PPP ini karena mbah Moen kasian kala itu gak ada kiainya dipartai PPP. Padahal Mbah Moen dicintai siapa saja,” ujarnya.

Selain alim, Lanjut Gus Mus, Mbah Moen juga bisa dikatakan memiliki daya ingat yang sangat cemerlang melebihi manusia yang sudah mencapai umur pada umumnya. Sampai usia ke 90 tahun Mbah Moen masih bisa menceritakan silsilah keluarga Mbah Bisri mulai dari Rembang sampai dengan yang ada di Madura.

“Kalau dulu saya ingin mendengar sejarah saya mulai dari Rembang sampai dengan Madura, itu Mbah Mun bisa menceritakan semua dengan detail,” beber Gus Mus.

Terakhir kali Gua Mus mengaku ketemu dengan Mbah Moen saat putra tertuanya Gus Ubab mantu. Kala itu Mbah Moen meminta doa kepada Gus Mus agar diberikan husnul khotimah, dimakamkan di tanah suci, dan berkumpul dengan orang-orang yang mulia saat meninggal.

“Saya terakhir bertemu dengan Mbah Moen pas putrane Mbah Moen Gus Ubab mantu. Saya kaget setiap ketemu saya Mbah Moen selalu minta doa supaya husnul khotimah, bisa dimakamkan di tanah suci, berkumpul dengan orang mulia,” jelas Gus Mus.

Gus Mus menegaskan, Mbah Maimoen adalah seorang wali. Karena ada dua ciri wali yang ada di Mbah Moen, yang pertama Alim, dan istiqamah. Selain itu ciri wali yang lain adalah tidak pernah ditaklukkan oleh rasa takut duniawi dan tidak pernah memiliki rasa susah.

“Kita kan tidak tau kalau Mbah Moen itu wali dari berbagai sudut. Karena alimnya dan istiqamah. Saya berani bilang Mbah Moen wali karena saya tau ciri-ciri wali, yang pertama tidak pernah takluk dengan rasa takut. Tidak pernah susah, pasti gembira, sampean tau Mbah moen pernah susah, pasti sumringah. Anda juga bisa seperti Mbah Moen sampean sudah punya satu, yang pertama sampean harus percaya tidak ada Tuhan selain Allah sampean sudah punya itu, tinggal satu yaitu istiqamah,” bebernya.

“Sekarang tinggal anda bisa istiqamah seperti Mbah Moen gak, peduli, mengajar, kepada sesama selama 90 tahun,” imbuh Gus Mus.

Diceritakan, Mbah Moen sampai datang berceramah ke tempat yang tidak ada listriknya, dan tempat terpencil. Bagi siapa saja Mbah Moen itu sama. Mulai calon presiden sampai orang biasa dihadapi sebagai tamu tidak dibedakan. Kok bisa seperti itu gimana caranya, nah itu bisa, yang sulit itu istiqamah. Sambil sesekali meneteskan air mata.

“Orang Indonesia kehilangan asset bangsa,” tegasnya. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.