Di tengah dominasi konglomerat tua atas bisnis properti, dia melesat seperti bintang dalam waktu relatif singkat. Semua dilakoni penuh perjuangan, juga kegagalan.
Tak banyak mantan model dan presenter televisi seperti Loemongga Nansanggoel Haoemasan Nasution–demikian nama lengkapnya–yang mampu sukses dengan jerih upaya sendiri dari titik nol. Wanita cantik kelahiran Bandung, 6 September1973 ini, mendirikan Asiana Group pada 2005.
Sebuah langkah berani mengingat bisnis properti pada masa itu hanya dimonopoli kalangan konglomerasi papan atas. Tapi, waktu membuktikan bahwa perjuangan tanpa batas akan berbuah sukses yang tak pula berbatas. Loemongga kini dikenal sebagai salah satu pengusaha properti nasional terkemuka. Dia adalah pengembang Nirvana Residence di Kemang, tiga tower apartemen mewah di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, dan sejumlah proyek baru lainnya yang masuk dalam daftar apartemen termewah di ibukota.
Dengan cerdas, Loemongga mampu melihat peluang besar dengan mengusung konsep dan karakteristik berbeda dalam dunia properti. Yakni menonjolkan unsur artistik dan estetika, tanpa meninggalkan faktor fungsi dan kokohnya konstruksi.
Asiana kini tak hanya besar dari sisi aset, tapi juga kepercayaan pasar. Tak heran jika produknya laris manis, seperti Rumah Ampera, Rumah Kemang, Bangka Tree (Jalan Bangka, Jakarta), Amaya (Jatipadang, Jakarta), Kalila (Jeruk Purut, Jakarta), Swargha (Ubud, Bali), Teras Tjilandak (Cilandak, Jakarta), Sol Beach House Hotel (Seminyak, Bali), hingga Biu Biu dan Kailash (Jimbaran, Bali).
Tahun ini, Loemongga sibuk merampungkan tiga proyek senilai Rp4 triliun, yakni apartemen mewah Two Senopati, properti multifungsi TBS di TB Simatupang, Jakarta Selatan, dan apartemen kelas menengah ke atas Andara Living di Depok, Jawa Barat. Tak berhenti di bidang properti, dia melaju dengan diversifikasi usaha di bidang kuliner dengan bendera Soulfood, studio kebugaran Soulbox, hingga restoran Asia terbaik di San Francisco, Namu Gaji.
Istri politisi senior Partai Golkar, Agus Gumiwang Kartasasmita, dan menantu mantan menteri era Orde Baru, Ginandjar Kartasasmita ini meraih sukses berbekal kecerdasan, pengalaman akan berbagai kegagalan, dan tekad bekerja mandiri.
“Saya menyadari bahwa semua sukses karena teamwork, tidak selalu harus dikerjakan sendiri. Makanya saya mencari tim yang bisa melengkapi. Tapi, yang tak kalah penting, harus legowo untuk menyadari kelemahan, belajar dari tiap kesalahan, mau menerima kritik, dan tak pandang lengah dalam belajar,” tambah ibu tiga anak ini. (Foto: Andi Nursaiful, Foto: Istimewa)
Artikel ini dalam versi cetak dimuat di Majalah Women’s Obsession edisi Agustus 2017.
