Jumat, 19 April 24

Kode Sertifikasi Guru Tidak Muncul, Lakukan Ini!

Kode Sertifikasi Guru Tidak Muncul, Lakukan Ini!

Jakarta, Obsessionnews – Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Ditjen GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Tagor Alamsyah Harahap menilai, pengisian Data Pokok Pendidikan (Dapodik) melalui aplikasi Dapodik merupakan cara yang paling muda melayani 3 juta guru. Menurutnya, aplikasi tersebut sebagai alat mempermudah guru juga dalam berurusan.

Namun ia mengakui bahwa secara fakta masih banyak guru yang belum melek media atau memahami pengoperasian komputer dan internet. Maka tak jarang guru terkendala dalam hal-hal pengisian data.

“Aplikasi Dapodik itu cara muda melayani 3 juta guru. Kita sudah siapkan alatnya dan gurunya harus aktif. Alatnya ada, tapi gurunya tidak aktif, masa kita yang disalahkan. Jadi kami berharap layanan itu dimanfaatkan,” katanya, pada Obsessionnews.com saat ditemudi di Gedung Kemendikbud, Senayan, Senin (9/5/2016)

Menurutnya, penyebab kode sertifikasi guru tidak muncul di aplikasi Dapodik disebabkan pengisian data masih salah. “Bisa jadi belum mengisi sekolah induk, atau jenis mata pelajar. Tapi masalahnya di sini dia (guru) nggak mau buka karena dia nggak bisa,” duganya.

Tagor menyarankan agar guru dimaksud saling bertukar pikiran pada guru yang sudah terbit Surat Keputusan Tunjangan Profesi Guru (SKTPG). Selain itu Guru juga harus berkoordinasi pada operator sekolah masing-masing untuk memeriksa letak kesalahannya.

“Jangan mengandalkan operator saja (aplikasi Dapodik) karena operator itu hanya bertugas mengirimkan data. Operator tidak tahu si guru mengajar mata pelajaran apa, dan kelas mana, jadi hanya guru yang tahu. Meski salah ketik operator tetap mengirim datanya, tapi ingat cek dulu kalau ada pemberitahuan tanda merah berarti salah,” serunya.

Tagor berharap guru lebih proaktif memantau dan memastikan data yang diisi harus benar. “Tidak harus datang di Jakarta, layanan itu dimanfaatkan, silahkan aktif buka sendiri. Kalau tidak ada cara lain, maka koordinasi dengan Dinas setempat. Kami sudah melatih dinas-dinas pendidikan untuk memberikan solusi. Jangan diam saja, jangan sudah lewat waktu kemudian lapor,” sarannya.

Ia menegaskan, guru saat ini harus mau belajar menerima perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Apalagi, menghadapi bonus demokrasi 2030 nanti. Maka guru ditegaskan agar terus menigkatkan kemampuan IT-nya . “Saat ini sudah pakai sistem Guru Pembelajaran Online. Diklat peningkatan kopentesi guru pun kita pakai online. Kalau tidak bisa online bagaimana bisa meningkatkan kompetensinya,” tuturnya.

Lebih lanjut Tagor menegaskan kembali bahwa guru mesti terus belajar sebab ketentuan tersebut tidak bisa ditawar lagi. “Belajar itu dianjurkan sampai kapanpun dan jadi guru itu dijalani saja, karena dari awal pilihannya jadi guru. Sebab dinamika terus berubah dan tantangan terus ada. Untuk itu kita harus siap agar tidak digilas zaman. Jika bonus demograsi 2030 nanti kita jadikan peluang maka mulai dari gurunya harus bekerja sama,” pungkasnya. (Asma)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.