Jumat, 19 April 24

Bus Dilarang, Ribuan Warga Ciamis Jalan Kaki ke Jakarta

Bus Dilarang, Ribuan Warga Ciamis Jalan Kaki ke Jakarta
* Sekitar seribuan warga Ciamis, Jawa Barat, pada Senin (28/11/2016), nekad berjalan kaki menuju ke Jakarta untuk mengikuti Aksi Bela Islam 212.
“Pak Kapolri, aksi kami aksi damai, bukan makar. Walau terus diintimidasi, semangat juang kami takkan pudar,” tulis spanduk yang dibawa peserta.

Jakarta, Obsessionnews.com – Aksi Bela Islam (ABI) jilid 3 yang digerakkan oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan digelar di Jakarta pada Jumat (2/12/2016). Dalam aksi damai ini massa akan menuntut polisi menahan Gubernur nonaktif  DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama. Aksi damai ini merupakan kelanjutan dari ABI 1 yang dilaksanakan pada Jumat (14/10) dan ABI 2 yang dilakukan pada Jumat (4/11).

Polisi melarang bus-bus untuk mengangkut massa yang akan mengikuti aksi 212

Menjelang Aksi Bela Islam 212 polisi melakukan intimidasi kepada umat Islam di berbagai daerah untuk tidak berangkat ke Jakarta. Polisi melarang bus-bus untuk mengangkut massa yang akan mengikuti aksi 212. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat umat Islam.

Sekitar seribuan warga Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, nekad berjalan kaki menuju ke Jakarta pada Senin (28/11/2016) siang. Mayoritas peserta aksi 212 tersebut merupakan santri dan santriwati dari berbagai ponok pesantren (ponprs) di Ciamis. Mereka berdatangan atas perintah pimpinan ponpesnya. Salah satu santri asal Ponpes Miftahul Huda 2, Ricky Muzakir, mengaku mendapat ajakan ponpesnya untuk mengikuti aksi kali ini.

Ricky mengatakan merasa bangga karena bisa ikut dalam aksi membela Islam. “Saya bangga juga bisa ikut ini membela Islam, tuntutannya tentu sama seperti yang lain, supaya Ahok segera diproses di pengadilan,” katanya sembari berjalan.

Para pengunjuk rasa berpakaian putih-putih, dan ada juga yang berkaus hitam ditambah topi ala petani.

“Pak Kapolri, aksi kami aksi damai, bukan makar. Walau terus diintimidasi, semangat juang kami takkan pudar,” tulis spanduk yang dibawa peserta.

Aksi jalan kaki warga Ciamis itu mendapat sambutan positif dari Front Pembela Islam (FPI), salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) yang tergabung dalam GNPF MUI.

Allahu Akbar !!! Ribuan Umat Islam Ciamis sudah mulai bergerak ke Jakarta dengan JALAN KAKI,” cuit Humas FPI di akun Twitternya, @HumasFPI, Senin (28/11).

Sebelumnya Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab mengungkapkan, banyak kader FPI di berbagai daerah yang diteror oleh aparat penegak hukum untuk tidak berangkat ke Jakarta mengikuti aksi 212. Kendati diancam, kader-kader FPI telah bertekad  bulat tetap akan mengikuti Aksi Bela Islam 212.

“Walau digembosi di sana-sini, diteror, ditakut-takuti, diancam, web dan medsos diblokir, dll, Insya Allah #AksiBelaIslam212 tetap digelar,” cuit Rizieq di akun Twitternya, @syihabrizieq, Minggu (27/11).

Walau digembosi di sana-sini, diteror, ditakut-takuti, diancam, web dan medsos diblokir, dll, Insya Allah #AksiBelaIslam212 tetap digelar,” cuit Rizieq di akun Twitternya, @syihabrizieq, Minggu (27/11).

Intimidasi terhadap para anggota FPI itu dipicu oleh pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Rencana Aksi Bela Islam 212 tersebut membuat Tito berang. Seakan lupa hidup di era reformasi jenderal bintang empat ini melarang massa untuk berunjuk rasa. Ia beralasan pihaknya tengah memproses kasus Ahok.

“Jika ada demo lagi maka aksi itu diduga punya agenda makar,” kata Tito dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (21/11).

Dan yang mengejutkan Tito menduga aksi 212 memiliki agenda makar. “Jika ada demo lagi maka aksi itu diduga punya agenda makar,” kata Tito dalam konferensi pers  di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan,  Senin (21/11).

Permintaannya agar masyarakat tidak  berdemonstrasi pada 2 Desember diulanginya lagi pada acara istighosah di Masjid Agung Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (22/11). Soal  adanya isu sekelompok massa yang akan menduduki gedung DPR, Tito mengatakan akan memperketat keamanan. Dia mengaku sudah kerap menjelaskan hal tersebut ke media sehingga tidak perlu menjelaskannya berulang-ulang. “Baca Google saja siapa yang ingin menjatuhkan pemerintah,” terangnya.

Pernyataan Tito yang melarang masyarakat berunjuk rasa itu menuai protes dari anggota  Komisi III DPR Muhammad Syafi’i. Politisi Partai Gerindra ini menilai ucapan Tito seperti teroris karena menakuti-nakuti rakyat dengan adanya potensi makar pada Aksi Bela Islam 212.

Politisi Partai Gerindra yang juga anggota Komisi III DPR Muhammad Syafi’i minta Tito berhenti memfitnah umat Islam.

Syafi’i menilai Tito masuk dalam tipe teroris, sehingga menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Padahal, kata Syafi’i, tuntutan peserta demonstrasi meminta Ahok ditahan sesuai aturan penegakan hukum setelah ditetapkan sebagai tersangka.

Hal ini berkaca, kata Syafi’i, dari kasus Lia Aminuddin (Lia Edden) dan Arswendo Atmowiloto yang pada saat itu langsung ditahan sebelum ditetapkan sebagai tersangka, karena melanggar Pasal 156a KUHP terkait penodaan agama.

Syafi’i menduga Tito sedang memutarbalikkan fakta terkait aksi 212, guna bisa melakukan tindakan represif kepada peserta aksi dengan potensi makar.

“Ucapan Kapolri itu menimbulkan ketakutan, itu sama saja seperti teroris. Padahal yang demo itu hanya minta hukum ditegakkan. Berhenti memfitnah umat Islam, dan berhenti memutarbalikkan fakta,” kata Syafi’i, Selasa (22/11).

Desakan agar Tito mundur dari jabatannya dan Ahok dibui menjadi viral di media sosial (medsos). Tagar #CopotTitoBuiAhok menjadi trending topic di Twitter wilayah Indonesia pada Rabu (23/11).  Selain itu beredar sejumlah meme terkait Tito menyuruh mencari kelompok yang akan makar di mesin pencari Google. (@arif_rhakim)

Baca Juga:

Habib Rizieq: Insya Allah Aksi Bela Islam 212 Tetap Digelar

Hasyim Muzadi: Demo 411 Bukti Kekuatan Dahsyat Al-Quran

Habib Rizieq Difitnah Liburan Bersama Enam Istri

Habib Rizieq: Negara Tidak Boleh Kalah Oleh Penista Agama

Panglima TNI Sebut Ketua FPI Jadi Korban Propaganda AS dan Australia

Komisi III DPR: Ucapan Kapolri Bernada Provokatif

Makar, Maklumat Kapolri, Eh… Google!

PKS: Tuduhan Makar, Kapolri Diminta Jangan Asal Ngomong

Aksi Damai Dianggap Teroris, Kapolri Resahkan Masyarakat

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.