
Jakarta, Obsessionnews – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat dibuka menguat sebesar 3,34 poin seiring dengan laju bursa global yang berada di area positif.
IHSG naik 3,34 poin atau 0,06 persen menjadi 5.504,24, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak menguat 0,84 poin (0,09 persen) menjadi 956,73, seperti dilansir Antara.
“Penguatan mayoritas indeks bursa global menjadi salah satu katalis positif bagi IHSG BEI melanjutkan kenaikannya pada perdagangansaham hari ini,” kata Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah di Jakarta.
Kendati demikian, menurut dia, investor masih tetap bersikap hati-hati seiring dengan hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memperlihatkan perbedaan pandangan tentang waktu kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate).
“Faktor-faktor itu diperkirakan membawa IHSG kembali bergerak bervariasi dengan potensi menguat terbatas,” katanya.
Ia mengharapkan sentimen Yunani dapat menambah katalis positif bagi indeks global termasuk indeks BEI, setelah pejabat bank sentral Yunani menyatakan pemerintahnya telah membayar pinjaman 450 juta euro kepada lembaga dana moneter internasional (IMF).
Sementara itu, Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan bahwa IHSG kembali membuka peluang untuk mencetak rekor baru, apalagi ekonomi Indonesia masih relatif positif.
“Secara teknikal, target batas atas IHSG terdekat berada di level 5.537 poin,” katanya.
Secara umum, lanjut dia, IHSG juga masih berada dalam jalur tren yang kuat. Jika terjadi koreksi, kondisi itu dinilai wajar dan dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk melakukan akumulasi pembelian.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 197,88 poin (0,73 persen) ke 27.142,27, indeks Bursa Nikkei turun 21,18 poin (0,11 persen) ke 19.915,30, dan Straits Times menguat 7,20 poin (0,24 persen) ke posisi 3.468,50.
“Sentimen Fed fund rate yang tidak terlalu agresif dapat memberikan kesempatan bagi rupiah untuk bergerak menguat karena di tengah situasi itu permintaan dolar AS akan cenderung mereda,” katanya.
Ia menambahkan bahwa sentimen juga datang dari cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2015 tercatat sebesar 111,6 miliar dolar AS, meski lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2015 namun diperkirakan masih dapat menjaga perekonomian domestik ke depannya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa data klaim pengangguran Amerika Serikat yang naik mendorong dolar AS kembali bergerak menguat terhadap rupiah.
Namun di sisi lain, lanjut dia, Bank Indonesia diperkirakan masih memasok mata uang dolar AS untuk menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah agar tidak tertekan terlalu dalam.
Selain itu, lanjut dia, nilai surat utang negara (SUN) juga masih menguat walaupun hanya pada beberapa tenor, situasi dapat menjaga rupiah bergerak dalam kisaran yang stabil.