Kamis, 25 April 24

Digitalisasi Percepat Pertumbuhan Laba Bank BRI

Digitalisasi Percepat Pertumbuhan Laba Bank BRI
* Jajaran petinggi Bank BRI memaparkan kinerja perusahaan di Triwulan II 2018. (Foto Twitter @BankBRI_ID)

Jakarta, Obsessionnews.com – Meski stabilitas ekonomi Indonesia belum kuat, bukan berarti kinerja Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) menurun. Bank BRI misalnya, sebagai bank terbesar di Indonesia, dunia perbankan BRI masih mencatatkan hasil maksimal sampai dengan pertengahan tahun 2018.

Dalam laporan keuangan BRI periode Triwulan II Tahun 2018, perusahaan mampu meraup laba bersih sebesar Rp 14,9 triliun, tumbuh 11 persen year on year (yoy) dan aset mencapai Rp 1.153,2 triliun. Ada dua faktor utama penopang laba BRI tersebut, yakni penyaluran kredit yang tumbuh double digit dan diatas rata rata industri perbankan Indonesia.

Hingga akhir Triwulan II 2018, Bank BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 794,3 triliun atau naik sebesar 15,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 687,9 triliun. Melansir data yang dipublikasikan oleh OJK, pencapaian tersebut diatas tingkat pertumbuhan kredit perbankan nasional pada Juni 2018 yang tercatat 10,7 persen.

Tidak hanya itu, dari sisi komposisi, segmen Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) masih mendominasi penyaluran kredit Bank BRI. Tercatat senilai Rp 602,7 triliun atau sekitar 75,9 persen dari total kredit BRI disalurkan ke segmen MKM.

Targetnya pada 2022 penyaluran kredit ke segmen MKM mencapai 80 persen dari total kredit BRI.

Sebagai bank terbesar yang mendapatkan alokasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari pemerintah, BRI juga berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 44,4 Triliun kepada lebih dari 2,2 juta debitur hingga akhir Juni 2018. Pencapaian ini tercatat setara 55,9 persen dari target penyaluran KUR BRI di tahun 2018 yakni sebesar Rp 79,7 triliun.

Strategi di balik kencangnya penyaluran KUR BRI tidak lain dengan adanya digitalisasi proses pengajuan KUR. Melalui digitalisasi tersebut, Bank BRI mampu memangkas SLA pengajuan KUR serta meningkatkan produktivitas tenaga pemasar atau biasa disebut Mantri BRI.

Kredit yang tumbuh tinggi tersebut nyatanya mampu diimbangi dengan kualitas kredit yang baik. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah, yakni NPL Gross BRI, yang tercatat sebesar 2,41 persen. NPL BRI tercatat lebih kecil daripada NPL industri, dimana NPL industri perbankan di Indonesia tercatat 2,67 persen pada Juni 2018.

Untuk menjaga kinerjanya, BRI akan tetap selektif dan prudent dalam menyalurkan pinjaman sehingga kualitas kredit tetap berada di posisi ideal. BRI juga memilih untuk menjaga rasio pencadangan risiko kredit yang ditunjukkan dengan NPL Coverage Ratio di level yang sama dengan Juni tahun lalu diatas 180.

Dana Pihak Ketiga BRI berhasil tumbuh sebesar 9,11 persen ke posisi Rp 838 Triliun di Triwulan II 2018 dari posisi Rp 768 Triliun di Triwulan II 2017. Tingkat pertumbuhan tersebut jauh diatas tingkat pertumbuhan DPK Nasional pada akhir Juni 2018 yang tercatat sebesar 6,99 persen (data OJK).

Kinerja bisnis yang positif diatas juga ditunjang oleh peningkatan efisiensi operasional perusahaan. Rasio BOPO Bank BRI di akhir Juni 2018 tercatat sebesar 72,0 persen, lebih rendah dibandingkan dengan BOPO di posisi akhir Juni 2017 yakni 73,4 persen. Dengan fundamental kinerja yang kuat, Bank BRI optimistis mampu mencapai target di akhir tahun.

Ata pencapaiannya itu, Bank BRI kembali meraih penghargaan internasional. Kali ini, Asia Marketing Federation (AMF) memberikan penghargaan kepada BRI sebagai bank dengan predikat National Champion for Marketing 3.0. AMF adalah wadah kolaborasi semua asosiasi pemasaran di wilayah Asia beranggotalan 17 negara-negara Asia.

Mewakili BRI, penghargaan diterima Chief of Representative BRI Hong Kong Roby Firmansjah Sastraatmadja, dalam gelaran Asia Marketing Federation (AMF) Asia Marketing Excellence Award, di Guangzhou, China, Selasa (18/9/2018).

BRI dinilai telah mengelola marketing bisnis yang baik dengan merefleksikan visi, misi, dan juga nilai perusahaan dalam marketing. Selain itu memiliki kontribusi positif terhadap permasalahan di masyarakat terkait pendekatan marketing dengan nasabahnya. Hal ini yang membuat BRI dinilai layak mendapatkan predikat terbaik Marketing 3.0 oleh para ahli dari 16 negara yang tergabung dalam AMF sendiri.

Dengan predikat tersebut BRI semakin yakin mampu memberikan yang terbaik bagi nasbah BRI dan mampu memenuhi berbagai kebutuhan perbankan nasabahnya, serta menjadi leading company di sektor perbankan secara nasional.Penetrasi pemasaran bisnis BRI terhadap pasar sendiri cukup dalam, sehingga mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat.

Hal ini dibuktikan dengan total 91 juta nasabah yang dimiliki BRI dengan komposisi, 80 juta nasabah simpanan dan 11 juta nasabah kredit Bank BRI hingga akhir semester I-2018. Dengan total nilai nasabah tersebut, hingga akhir semester 1-2018 Bank BRI telah berhasil membukukan laba sebesar Rp 14,5 triliun (bank only) atau naik sebesar 10,8 % secara year on year. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.