Jumat, 19 April 24

Bulog Simpan 4 Juta Ton Beras Amankan Stok Pangan Nasional

Bulog Simpan 4 Juta Ton Beras Amankan Stok Pangan Nasional

Merauke, Obsessionnews – Perum Bulog siap jalankan arahan Presiden Joko Widodo agar BUMN tersebut menyimpan 4 juta ton gabah dan beras di gudang Bulog tahun ini. Guna mengamankan stok pangan nasional.

“Kami siap menjalankan perintah Presiden soal target 4 juta ton beras dan gabah harus tersimpan di gudang bulog seluruh Indonesia, tanpa terkecuali. Target itu untuk penguatan stok nasional,” kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Indonesia, Wahyu Suparyono di Merauke, Papua, Jumat (6/5/2016), seperti dilansir laman BUMN.go.id.

Demi instruksi tersebut, Bulog terus menyerap gabah dan beras sesuai Inpres nomor 5 Tahun 2015 dan Permentan nomor 5 Tahun 2015. Harga beras dibeli Rp7.300/kg dan gabah Rp3.700/kg.

“Kenapa harus ada stok nasional? Karena bulog ditugaskan untuk keterjangkauan. Bulog sebagai operatornya pemerintah perlu menyalurkan beras kepada masyarakat, terutama beras sejahtera,” ungkapnya.

Ia menyebut ada 1.550 gudang Bulog di Indonesia. Setiap gudang itu ditargetkan menyimpan stok nasional sebanyak 4 juta ton, termasuk di Merauke.

“Tugas kami juga sebagai sebagai stabilisator harga. Kalau harga melonjak, pemerintah intervensi Perum Bulog untuk operasi pasar. Tujuannya untuk menstabilkan harga itu,” terangnya.

baca juga:

Bulog-BPKP Mou Audit

Bulog Beli Beras Petani 8.000 Ton

Sedangkan Kepala Bulog Sub Divre Merauke, Zaid El Sabali, mengatakan, pada akhir Mei mendatang pihaknya akan menyerap semaksimal mungkin beras lokal.

“Sekarang memang sudah mulai panen sedikit-sedikit, dan baru terserap 1.900 ton dari beberapa tempat. Panen belum merata, nanti di akhir Mei baru puncak panennya,” kata El.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Merauke, Bambang Dwiatmoko mengatakan realisasi musim tanam pertama (MT I) seluas 25.014, dari target 27.100 hektar.

Bambang mengaku target tanam musim tanam pertama tak terealiasasi 100%. Hal itu karena terjadi pergeseran musim tanam akibat faktor cuaca. El Nino sejak pertengahan 2015 hingga awal 2016 menyebabkan sebagian petani ragu-ragu menanam. @reza_indrayana

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.