Kamis, 28 Maret 24

Breaking News
  • No items

Buku ‘Republik Komedi Setengah Presiden’ Diluncurkan

Buku ‘Republik Komedi Setengah Presiden’ Diluncurkan

Jakarta, Obsessionnews – Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo melauncing buku pertamanya untuk periode anggota DPR periode 2014-2019. Buku tersebut berjudul Republik Komedi Setengah Presiden. Buku yang terdiri dari VI Bab itu isinya berisi tentang sendirian terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para Partai politik pendukungnya yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

Selama menjadi Presiden, Jokowi justru lebih kelihatan sebagai petugas partai yang tidak mumpuni. Terutama ketika kebijakanya berhadapan dengan keinginan ketua umum partainya dan agenda partai-partai pendukungnya. Misalnya kata Bambang, pada saat pemilihan anggota kabinet, Jaksa Agung, dan Kapolri.

“Buya Safii Maarif aja yang ditunjuk sebagai Ketua Tim Independen untuk membantu Presiden menyelesaikan konflik KPK Vs Polri, menjadi galau gara-gara Jokowi bimbang menentukan sikapnya yang maju mundur terkait pencalonan Kapolri Budi Gunawan,” ujarnya di Ruang Fraksi Partai Golkar DPR RI, Kamis ‎(26/3/2015).

Politisi Partai Golkar versi Munas Bali itu mengatakan, awalnya buku itu akan diberi judul “Istana Kampres.” Tapi, menurutnya terlalu fulgar dan terkesan kasar dan profokatif. Buku itu juga menyoroti kinerja 100 hari kinerja pemerintahan Jokowi. Bambang menilai, negara Indonesia saat ini terus dibayangi-bayangi ketidakpastian, terutama dalam persoalan hukum, dan ekonomi dengan semakin melemahnya rupiah.

“Mengapa? Karena kepemimpinan Jokowi tidak efektif karena semua kekuatan politik pendukungnya berperilaku destruktif. Untuk bisa efektif memerintah, Jokowi harus bergulat melawan ragam kepentingan dari kekuatan-kekuatan politik pendukungnya,” terangnya.

Intinya, dalam buku ini Bambang berusaha membangun opini publik, bahwa Jokowi belum bisa sepenuhnya mengunakan kewenangannya sebagai kepala negara tapi hanya setengah persen. Selebihnya kekuasaan ada di tangan partai pendukung. Menurutnya, bila hak prerogatif Presiden terus dirampas untuk memenuhi kepentingan politik mereka, pemerintah Jokowii akan menjadi bahan olok-olokan publik. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.