Sabtu, 20 April 24

BTN Kucurkan Kredit Konstruksi ke PP Properti Tbk Rp325 Miliar

BTN Kucurkan Kredit Konstruksi ke PP Properti Tbk Rp325 Miliar
* Direktur Consumer Banking BTN Handayani.

Surabaya – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memberikan fasilitas kredit konstruksi kepada PT PP Properti Tbk (PPRO) senilai Rp325 miliar. Kredit konstruksi tersebut bertenor lima tahun dengan bunga 9,5% per tahun.

“Ini bukan pertama kalinya BTN memberikan kredit konstruksi kepada PP Properti. Kerja sama ini wujud dari sinergi BUMN yang kami lakukan,” ujar Direktur Consumer Banking BTN Handayani usai menandatangani perjanjian kerja sama fasilitas kredit kontruksi antara BTN dengan PP Properti di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (10/11/2016).

Handayani mengatakan, pemberian kredit konstruksi dalam perjanjian kerja sama senilai Rp325 miliar ini akan digunakan untuk membangun proyek Apartemen Grand Sungkono Lagoon (GSL), Surabaya. Perseroan berharap PP Properti akan selalu menggandeng BTN dalam hal dukungan pendanaan untuk setiap proyek yang akan dibangun. “Kami berharap PP Properti tidak melirik bank lain untuk kredit konstruksi atau kredit pemilikan apartemen (KPA). BTN siap mensupport dalam hal pembiayaan agar proyek PP Properti bisa berjalan lancar,” tegasnya.

btn-di-sby2
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memberikan fasilitas kredit konstruksi kepada PT PP Properti Tbk (PPRO) senilai Rp325 miliar.

Menurut Handayani, total kredit konstruksi yang telah disalurkan BTN ke PP Properti mencapai Rp905 miliar. Jumlah ini diyakini akan terus bertambah seiring kebutuhan pendanaan PP Properti yang semakin besar dalam melalukan ekspansi usaha di berbagai daerah.

Handayani menegaskan, pemberian fasilitas kredit ini merupakan komitmen BTN sebagai bank yang fokus pada sektor perumahan. Dengan langkah ini juga diharapkan bisa menyukseskan program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. Hingga September 2016, BTN sudah membiayai 467.153 unit senilai 81,96% dari target program sejuta rumah tahun ini yang sebanyak 570.000 unit. Dukungan BTN terhadap pembiayaan program sejuta rumah meningkat 20,23% pada tahun 2016, yakni dari posisi tahun 2015 yang sebanyak 474.099 unit menjadi 570.000 unit.

Di tempat yang sama, Presiden Direktur PP Properti Taufik Hidayat menegaskan, perseroan sangat membutuhkan dukungan pembiayaan dari BTN. Hal ini agar proyek yang dilakukan PP Properti bisa berjalan dengan baik tanpa adanya penundaan. “Masalah yang banyak terjadi pada proyek properti yang mangkrak karena tidak adanya dukungan pendanaan dari bank. Makanya kami menggandeng BTN untuk memastikan semua proyek properti yang kami bangun bisa sesuai jadwal dan tidak mengecewakan pembeli,” tegasnya.

Taufik menjelaskan, pinjaman senilai Rp325 miliar dari BTN ini bakal digunakan perseroan untui membangun Tower Caspian di proyek GSL, Surabaya. Caspian merupakan tower kedua dari kawasan GSL yang memiliki konsep sustainable design. “Pemberian fasilitas kredit ini merupakan wujud dari kepercayaan BTN terhadap perseroan yang memiliki kinerja terbaik di industri properti saat ini,” katanya.

btn-di-sby
Pemberian kredit konstruksi dalam perjanjian kerja sama senilai Rp325 miliar ini akan digunakan untuk membangun proyek Apartemen Grand Sungkono Lagoon (GSL), Surabaya.

Menurut Taufik, seiring dengan ekspansi usaha yang akan dilakukan perseroan di berbagai daerah seperti Surabaya, Malang dan Bandung. Tahun depan PP Properti menganggarkan dana belanja modal mencapai Rp1,6 triliun atau naik 100% dibandingkan belanja modal tahun ini yang sebesar Rp800 miliar.

Ia pun mengaku optimistis industri properti tahun depan akan lebih baik pertumbuhannya seiring berbagai dorongan yang terjadi. Salah satunya pertumbuhan ekonomi yang dipredeksi mencapai 5,3% dan pemangkasan pajak (PPH final) dari 5% menjadi 2,5%. “Jadi peluang untuk berkembang bagi industri properti masih sangat besar,” paparnya.

Hingga akhir September 2016, BTN mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,6 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 32,6% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp1,2 triliun.

Kenaikan laba bersih BTN ini diorong tumbuhnya kredit dan pembiayaan BTN sebesar 16,9% dari Rp131,1 triliun pada kuartal III 2015 menjadi Rp153,8 triliun pada periode yang sama tahun ini. Dari total kredit yang disalurkan ke sektor perumahan tersebut, 34% atau sebesar Rp52,3 triliun disalurkan untuk KPR subsidi. Sementara sebesar Rp58,6 triliun atau sekitar 38,1% disalurkan untuk KPR non subsidi. Sisanya masing-masing disalurkan untuk pembiayaan terkait perumahan sebesar Rp8,7 triliun dan kredit konstruksi sebesar Rp20,6 triliun.

Sementara itu, untuk aset per 30 September 2016 BTN membukukan sebesar Rp197,3 triliun atau tumbuh 18,8% dari posisi sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp166 triliun. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan tumbuh 18,5% dari Rp124,5 triliun pada kuartal III tahun 2015 menjadi Rp147,5 triliun di periode yang sama tahun 2016. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.