
Jakarta, Obsessionnews – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) meraih penghargaan ‘Best State-Owned Companies Achievers’ untuk sub kategori ‘Best Small Medium Enterprises (SME’s) Financing’ pada acara Obsession Award s 2015 di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (19/3) malam. Acara yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla tersebut diselenggarakan Obsession Media Group (OMG) sebagai penerbit Majalah Men’s Obsession dan Women’s Obsession serta Situs Portal Berita Obsessionnews.com.
Pemimpin Redaksi Majalah Women’s Obsession Elly Simanjuntak menyerahkan tropi Obsession Award 2015 kategori ‘Best State-Owned Companies Achievers’ untuk sub kategori ‘Best Corporate Banking’, ‘Best SME’s Financing’, ‘Best Mortgage’, ‘Mining & Energy’, ‘Construction & Infrastructure’, ‘IT & Telco’, ‘Financing Non-Bank’, dan ‘Industrial’.
Tahun 2014 BRI berhasil membukukan total aset sebesar Rp 778,02 triliun, tumbuh sebesar 28,34 % jika dibandingkan tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp 606,37 triliun. Selain itu, BRI memperoleh laba bersih sebesar Rp 24,20 triliun pada tahun 2014, atau meningkat sebesar 14,35% dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Pertumbuhan laba bersih ini menghasilkan earning per share (EPS) sebesar Rp 981 per lembar saham, lebih besar dari angka pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 858 per lembar saham.
Peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh kontribusi dari penyaluran kredit yang meningkat. Portofolio kredit BRI tetap konsisten fokus pada pengembangan bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Penyaluran kredit BRI menguasai industri perbankan nasional, dengan total outstanding kredit BRI tahun 2014 meningkat sebesar Rp 57,79 triliun, atau tumbuh sebesar 13,88 % dari Rp 430.62 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 490,41 triliun pada tahun 2014.
BRI ikut andil menghembangkan UMKM melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sejak diluncurkan Senin, 5 November 2007 hingga triwulan IV 2014 realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp 175,16 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 12,3 juta debitur. KUR diselenggarakan 33 bank milik pemerintah, yang terdiri dari 7 bank nasional dan 26 Bank Pembangunan Daerah (BPD). Adapun 7 bank nasional itu adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah. Sedangkan 26 BPD adalah Bank Nagari, Bank DKI, Bank Jabar Banten, Bank Jateng, Bank DIY, Bank Jatim, Bank NTB, dan lain-lain.
Di antara 33 bank tersebut BRI merupakan penyalur KUR terbesar di Indonesia pada periode 5 November 2007 – triwulan IV 2014, yakni Rp 115,6 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 11,4 juta debitur. Keberhasilan BRI menyalurkan kredit untuk UMKM ini karena BRI telah lama dikenal oleh masyarakat, terutama masyarakat di pedesaan. BRI memang paling banyak memiliki jaringan di seluruh daerah di Indonesia, mengalahkan bank-bank plat merah lainnya dan bank-bank swasta. BRI memiliki 10.000 cabang di seluruh Indonesia.
Keunggulan lainnya adalah BRI sangat gencar menyosialisasikan program KUR dengan menggandeng pemerintah daerah (pemda) dan berbagai lembaga bisnis. Motor penggerak utama BRI dalam menyalurkan KUR adalah kantor cabang dan kantor unit. Selain itu, BRI juga memiliki tenaga khusus yang menangani KUR yang populer dengan sebutan mantri KUR. Mantri-mantri KUR inilah yang bergerilya mencari nasabah.
Seperti diketahui, KUR diluncurkan oleh Presiden SBY di Gedung BRI, Jakarta, Senin, 6 November 2007. KUR untuk mengatasi kendala permodalan yang dihadapi para pelaku UMKM. Selain itu tujuan lain dari KUR adalah untuk memberantas lintah darat yang mencekik leher para pelaku UMKM dengan bunga tinggi, sedangkan bunga KUR relatif kecil yakni 0,91 persen/bulan. Penyaluran KUR dibagi menjadi dua bagian, yakni KUR mikro dan KUR ritel. KUR mikro sebesar Rp 5 juta hingga Rp 20 juta. Sedangkan KUR ritel di atas Rp 20 juta hingga Rp 500 juta. Pemerintah memberikan jaminan melalui PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) sebesar Rp 2 triliun per tahun. Karena begitu populernya KUR di kalangan UMKM, di berbagai daerah ada yang menyebut ‘kredit SBY’.
Pemerintahan Jokowi melanjutkan KUR karena besar manfaatnya. Namun, tahun 2015 bank pelaksana penyalur KUR dikurangi dari 33 bank menjadi 3 bank, yakni BRI, BNI, dan Bank Mandiri. Kebijakan itu diambil karena tahun 2014 tingkat non performing loan (NPL) atau kredit macet mencapai 4,2%. NPL untuk KUR banyak terjadi pada BPD.
“BPD nggak dilibatkan lagi. Karena selama ini NPL-nya tinggi,” kata Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga di Jakarta, Selasa (3/3/2015).
Puspayoga menambahkan, target penyaluran KUR tahun 2015 ini hanya Rp 20 trilun atau berkurang 30% dari tahun lalu yang mencapai Rp 30 triliun. Ia optimis dengan tiga bank saja sudah cukup memenuhi target pencairan KUR Rp 20 triliun. Menurutnya, BRI, BNI, dan Bank Mandiri telah memiliki jangkauan yang luas secara nasional sehingga dianggap cukup mumpuni untuk menggarap program KUR. (ARH)